Laporan
Verbatim.
1. Pendahuluan.
Nama
: Yanti (nama
samaran)
Umur : 24 tahun.
Jenis
kelamin : Perempuan.
Pekerjaan
: Sewsta.
Status : Belum menikah, anak
pertama di antara 3 (tiga bersaudara)
Hari
Tanggal : Sabtu, 15 November
2013
Waktu : 13.00-13.45 WITA.
Tempat
: Rumah konseli.
2. Observasi.
Konseli adalah teman dari konselor sejak dari bangku
SMP, hubungan persahabatan antara konseli dan konselor sangat akrab. Kebetulan
rumah konseli dan konselor tidak terlalu jauh, jaraknya hanya dipisahkan oleh
beberapa rumah. Konseli bekerja di suatu departement
storeyang besar di Manado. Hal itulah yang menyebabkan konseli harus
berdomisili di Manado. Konseli mempunyai dua adik perempuan, yang pertama sudah
duduk di bangku SMA dan yang kedua masih duduk di bangku SMP. Ibu konseli tidak
bekerja, sedangkan ayah konseli adalah seorang petani musiman. Kenyataan itulah
yang membuat konseli harus bekerja, membanting tulang untuk membantu kedua
orang tuanya. Berdasarkan observasi dari konselor tingkat perekonomian dari
keluarga konseli sedang mulai mengalami kemajuan, hal itu terbukti di rumah
konseli sudah banyak barang-barang elektronik misalnya TV LCD, lemari
pendingin, kursi ukir yang baru, mesin cuci bahkan sementara ini rumah konseli
sedang diperbaiki, menjadi rumah yang permanen.
Konselor mengunjungi konseli sebab,
konselor ingin mengajak konseli untuk pergi ibadah pemuda pada pukul 18:30.
Keadaan rumah konseli cukup sunyi sebab hanya ada konseli, konselor dan ibu
konseli sedang istirahat di dalam kamar. Ayah konseli pergi bekerja di kebun
sawah, sedangkan adik-adik konselor tidak ada di rumah. Konseli menyambut
konselor dengan perasaan bahagia sebab sudah beberapa bulan konseli dan konselor
tidak bertemu, disebabkan urusan masing-masing. Keadaan rumah agak berantakan
sebab dalam proses pembangunan, sehingga sesekali tercium bau yang tidak enak
sepert semen dan cat. Kebetulan para tukang tidak bekerja, sebab menurut
penuturan konseli, mereka belum berbelanja bahan-bahan bangunan, sehingga
kehabisan bahan. Konseli dan konselor duduk di ruangan tamu dengan kursi yang
masih baru. Konselor dan konseli duduk bersebrangan yang dipisahkan dengan meja
yang sebatas lutut sewaktu konselor dan konseli duduk. Percakapan ini tidak
direncanakan sebab, konselor menemui konseli bukan maksud untuk mengadakan percakapan.
3.
Jalanya Percakapan.
KO1 : Selamat sore.
KI1
: Selamat sore Arke (konseli
tersenyum dan merasa senang atas kedatangan konselor)
KI2 : Silahkan masuk Arke (sambil membuka pintu), Arke minta maaf
ya, soalnya rumah agak berantakan.
KO2 : Okay tidak apa-apa, namanya juga
sementara perbaikan (konselor tersenyum)
KI3 : Arke silahkan duduk, anggap rumah
sendiri ya, mau minum apa? (konseli
hendak bergegas mau kedapur).
KO3 : (Konselor duduk) terserah saja yang penting tidak racun (konselor bergurau sambil tertawa).
KI4 : (Dari ruang dapur konseli berteriak) Arkecoca-cola saja ya. (Konseli muncul
dari dapur dan membawa satu liter coca-cola dingin yang diletakan di atas baki
beserta dua buah gelas)
KO4 : (Konselor tersenyum) Yanti kulkas baru ya (konselor bertanya kepada konseli, tapi dengan nada suara yang terkesan
bergurau)
KI5 : Iya Arke, baru dibeli kemarin (Konseli tersenyum), ini silahkan minum.
(konselor
langsung membuka minuman coca-coal dan langsung menuangnya di dalam gelas dan
langsung meminumnya, setelah meletakan kembali gelas di atas meja konselor
langsung bertanya kepada konseli)
KO6 : Yanti sebentar malam kita masuk
ibadah pemuda ya, kebetulan saya dengar kamu pulang, jadi saya langsung
berinisiatif untuk mengajak kamu untuk pergi ibadah pemuda. Nanti sebelum jam
setengah delapan saya, akan datang kerumahmu, baru kita pergi bersama-sama ke
tempat ibadah (konselor menawarkan
alternatif untuk pergi ibadah).
KI6 : Okay Arke, jangan sampai tinggalkan
saya. Soalnya saya malu kalau pergi sendiri di ibadah pemuda. Apalagi saya
sudah beberapa bulan tidak mengaktifkan diri lagi di ibadah pemuda.
KO7 : Okay Yanti (konselor memastikan dengan mengancungkan jempol konselor)
KI7 : (konseli tersenyum).
KO8 : Yanti kalau begitu saya permisi
dulu ya (konselor hendak bergegas berdiri
dan akan pulang ke rumah konselor).
KI8 : Arke duduk dulu sebentar ada yang
ingin saya bicarakan (wajah konseli
berubah dari wajah yang ceria menjadi wajah yang serius dan tegang). Arke,
kamu adalah teman yang paling saya kenal dan paling saya percaya. Arke, saya
akan menceritakan kesalahan yang telah saya buat selama ini (konseli terdiam).
KO9 : (Konselor
duduk dan langsung merespon perubahan roman wajah dari konseli) iya Yanti,
kelihatan dari wajahmu ada yang hendak mau kamusampaikan.
KI9 : Arke, cerita itu bermula sewaktu di
tokoh. Pada saat itu saya dengan melayani pelanggan saya, yang ingin membeli baju
anak (konseli adalah seorang pramuniaga
tokoh yang menjual pakaian anak). Mereka adalah sepasang suami istri, suami
bernama Anton (nama samaran, konseli
mengenalnya kemudian. Anton berumur sekitar 40-an). Seperti biasanya saya
melakukan segala cara untuk menjual barang dagangan saya. Saya menawarkan
diskon, berharap hati sepasang suami istri ini tergoda untuk membelinya.
Akhirnya keputusan sudah dijatuhkan, mereka menyukai salah satu barang dagangan
saya. Namun masalah timbul, sebab mereka lupa ukuran baju dari anak mereka.
Singkat cerita Arke, karena mereka masih ragu-ragu dengan ukuran yang mereka
ambil. Sang ibu berkata, kalau kebesaran atau kekecilan bisa ditukar ya? Saya
menjawab oh bisa ibu. Sang ibu berkata boleh kami meminta nomor HP kamu, supaya
sebelum kami datang menukarnyakamu sudah menyediakan ukuran yang kami pesan.
Arke saya ingat betul yang mencatat nomor HP saya ialah sang bapak. Saya pikir
ini hanyalah perkara bisa namun dari situlah awal mula kesalahan dan dosa saya.
Setelah beberapa hari saya menerima pesan singkat di HP saya, isi pesan itu
ialah mengajak saya untuk bertemu di suatu tempat. Saya tidak terlalu
menghiraukan pesan itu, sebab nomor itu adalah nomor yang tidak dikenal. Namun
bukannya menyerah dia terus mengirimkan pesan singkat dengan kata-kata mutiara
yang penuh dengan rayuan gombal. Itu semua berpuncak ketika dia menelepon saya
dan mengajak untuk bertemu di suatu restoran di Manado. Singkat cerita Arke,
karena dia mengaku masih bujangan saya menyetujui undangannya. Namun setelah
bertemu saya begitu kaget. Ternyata dia adalah bapak yang datang bersama dengan
istrinya beberapa minggu yang lalu untuk membeli baju anak kepada saya. Saya
ingin pergi namun dia menahan saya, dia berkata bagaimana kalau kita
bercakap-cakap dulu sebentar. Dari situ dia memperkenalkan namanya yaitu Anton,
hubungan kami dari hari ke hari makin dekat. Kami sering jalan berdua bahkan semua
kebutuhan saya dan keluarga saya dicukupinya. Arke sekarang saya sudah menjadi
simpanan dari om Anton (konseli tertunduk)
KO10 : (Konselor kaget, namun konselor berusaha dengan cepat menghilangkan
persaan kaget konselor dengan berkata kepada konseli supaya konseli merasa
dihargai atas keberaniannya untuk menceritakan masalahnya) Yanti terimah kasih
telah menceritakan itu kepada saya. Saya merasa diistimewakan dan terima kasih
atas kepercayaan yang kamu berikan kepada saya, untuk mengetahui cerita ini.
KI10 : Arke terima kasih kembali, saya
merasa dihargai sebab saya sudah tidak tahu lagi kepada siapa saya mau membagi
beban ini. Arke sebenarnya saya tidak ingin menjadi simpanan om Anton, namun
apa daya kebutuhan ekonomi terus menghimpit saya dan keluarga. Om Anton
berjanji kepada saya bahwa semua kebutuhan saya dan keluarga akan dia cukupi,
asalkan saya terus menjadi simpanan dari om Anton (konseli menaruh bantal kursi dipanguannya sambil mengaruk dan
memutar-mutar ujuang bantal tersebut)
KO11 : Iya Yanti, saya juga bisa
merasakan keadaanmu saat ini, rasa berdosa, rasa bersalah terus menghantuimu. Yanti
kamu seolah berada di dua persimpangan jalan antar kebetuhan perekonomian dan
keteguhan kata hatimu, memanglah sangat sulit ya, posisimu saat ini. Yanti
kelihatannya kamu sangat binggung (konselor
bertanya sebab, konselor melihat gerak-gerik konseli).
KI11: Arke, saya binggung dengan apa yang
harus saya lakukan, apakah saya harus tetap bertahan dengan om Anton, dengan
konsekuensi saya, akan dikejar oleh rasa berdosa kepada orang tua dan kepada
Tuhan atau saya akan menjauh dari om Anton namun konsekuensinya kami akan
melarat kembali, Arke apa yang harus saya lakukan???
KO12: (Konselor diam sejenak) kalau menurut Yanti, pilihan mana yang
paling tepat menurut Yanti?
KI12: Arke, sejujurnya saya akan memilih
pilihan yang kedua, yaitu saya akan menjauh dari om Anton, walaupn kami akan
melarat kembali. Arke, saya takut kepada kedua orang tuaku apa yang mereka akan
katakan kepada saya, kalau sampai mereka mengetahui kejadian ini. Belum lagi
apa yang akan saya pertanggungjawabkan kepada Tuhan.Apa lagi saya koordinator
pemuda yang kalau boleh dikatakan harus menjadi teladan. Belum lagi Arke saya
sudah merusak rumah tangga orang lain (wajah
konseli selalu dipalingkan kadang ke kiri kadang ke kanan)
KO13: (Konselor melihat konseli perlu penguatan, arahan dan dukungan maka
konselor berkata). Bersyukur kamu cepat tersadar Yanti dari kesalahanmu dan
pilihan yang kamu buat saya ancungi jempol. Memanglah benar Yanti setiap
pilihan mempunyai konsekuensi, namun kalau konsekuensi itu dikarenakan kamu,
tetap bertahan kepada pendirianmu di dalam Tuhan, tidak mengapa. Kamu tidak
perlu takut atau khwatir mengenai apa yang akan kamu dan keluarga kamu alami,
seperti kata Tuhan Yesus cukuplah kesusahan hari ini untuk hari ini saja,
sedangkan besok mempunyai kesusahan sendiri. Hal itu berarti bahwa manusia
tidak perlu khwatir akan hari esok. Yanti kamu masih ingat dengan ayah dan
ibumu yang membanting tulang untuk membesarkan kamu dan adik-adikmu, walaupun
susah namun mereka tidak henti-hentinya untuk berjuang demi kamu dan adik-adikmu.
Nah saatnya inilah giliran kamu Yanti, untuk membantu orang tuamu, pastinya
dengan cara yang baik dan halal. Tidak seperti yang kamu lakukan.
KI13:Ya Arke, saya juga tidak enak
memberikan makan keluarga saya dari uang haram.
KO14: Betul Yanti, memanglah sangat sulit
memepertahnkan jati diri kita di tengah-tengah dunia ini, banyka tawaran yang
mengiurkan. Kalau tidak peka dan tidak mempunyai pondasi yang kuat maka kita
bisa roboh. Yanti saya mengetahui apa yang kami rasakan, ketakutan kamu akan
kemisikinan di masa lalu yang pernah kamu rasakan terus menyiksa kamu sebab
kamu tidak ingin melihat keluargamu kembali seperti itu lagi, makanya kamu
berkorban. Yanti masa lalu adalah masa lalu, masa sekarang merupakan
pembuktianmu untuk merubah nasib, namun kita orang Kristen mempunyai
aturan-aturan yang harus ditaati, yaitu mengandalkan Tuhan dalam segala hal,
serta doakan apa yang kau lakukan, lakukan apa yang kau doakan.
KI14 : Ya Arke, itulah yang saya
takutkan, sehingga membuat saya harus berkorban menjadi simpanan om Anton (konselor kembali menundukan kepala).
KO15: Yanti saya, bisa merasakan
ketakutan yang kamu rasakan. Ketakutan itu ialah kamu takut keluargamu
merasakan kemiskinan yang pernah ayah, ibu dan kamu rasakan di masa yang lalu.
Hal itulah yang menyebabkan kamu terus berjuang untuk menjauh dari hal itu,
walaupun kamu harus melakukan segala cara, termasuk menjadi simpanan om Anton.
Yanti kamu harus kuat, seperti yang saya katakan tadi bahwa kita tidak perlu
takut dan khwatir mengenai apa yang hendak kita pakai dan makan, cukuplah
kesusahan hari ini untuk hari ini dan untuk besok hari mempunyai kesusahan
sendiri. Yanti kamu harus yakin bahwa masa lalu ada untuk menjadi pembelajaran
bagi kita di masa sekarang, sebab masa sekarang menjadi penentu kehidupan kita
di masa sekarang. Yanti walaupun ini keras harus saya katakan, keputusan kamu
menjadi simpanan om Anton adalah tindakan yang sangat keliru. Bersyukur Yanti,
kamu masih tahu jalan untuk pulang bahkan kamu sadar akan kekeliruan itu.
KI15: (Konseli dia dan merenungkan perkataan dari konselor), Arke saya
merasa lega saat ini. Belum pernah sejak saya berhubungan dengan om Anton, merasakan ketenangan bahkan kelegaan
seperti saat ini. Arke, sebenarnya sudah lama saya ingin mengambil komitmen
seperti ini, namun entah mengapa masih terasa tertahan di dalam hati saya. Baru
saat ini semuanya terluapkan, Arke saya berjanji komitmen yang sudah saya buat
saat ini akan saya jalani apapun konsekuensinya, Arke saya mohon topangan doa
ya, supaya saya tegap dalam menjalankan komitmen saya.
KO16 : Yanti bagaimana kalau kita berdoa
saat ini, kita memohon Roh Kudus Tuhan supaya dia memberkati komitmen yang
sudah kamu buat, terlebih dirimu yang akan menjalankan itu.
KI16 : Boleh sekali Arke (konseli kelihatan sangat antusias)
KO17: Mari berdoa
.....................Amin.
KI17 : Terimah kasih ya Arke sudah
mendoakan saya.
KO18: Tidak apa-apa Yanti, memang itulah
tugas kita semua yaitu saling menopang antara satu dengan yang lain. Yanti,
saya mau permisi dulu, soalnya sudah sore saya belum mengadakan persiapan untuk
pergi ibadah sebentar. Yanti kalau ada yang ingin kamu bicarakan mengenai hal ini
jangan sungkan-sungkan untuk menghubungi saya. Nomor HP saya belum diganti.
KI18: Ya Arke pasti saya akan menghubungi
kamu, terimah kasih ya sudah mendengarkan masalah saya.
(konselor
beranjak dari tempat duduk menuju pintu depan, dan hendak bergegas untuk pulang
kerumah konselor)
KO19: Yanti permisi dulu ya, selamat
sore.
KI119: Selamat Sore hati-hati di jalan.
4. Analisis.
ü Fisik.
Konseli mempunyai perawakan yang
ideal dengan tinggi badan sekitar 168 cm dan berat sekitar 49 kg. Konseli
mempunyai rambut panjang, yang baru mengalami pelurusan. Keadaan fisik dari
konseli telah banyak mengalami perubahan, konseli semakin cantik, mungkin
konseli selalu mengadakan perawatan terhadap seluruh bagian tubuh luar konseli.
Hal itu terbukti kulit konseli kelihatan lebih putih dan kuku tangan dan kaki
semuanya dicat dengan ukiran-ukiran dan warna-warna yang menarik. Pada saat
mengadakan percakapan tubuh konseli agak lebih kurus dibandingkan sebelum
konselor bertemu dengan konseli beberapa bulan yang lalu, namun pada saat ini
tubuh konselor agak terawat dibandingkan sebelumnya.
ü Sosial
Konseli adalah orang yang
tertutup, tidak mudah bergaul dan membutuhkan waktu lama untuk bersosialisasi
dengan suatu lingkungan yang baru. KI6 memberikan tanda bahwa
konseli adalah seorang pemalu, sehingga membuat konseli sangat susah untuk
bergaul dan berinteraksi dengan orang atau lingkungan yang lama maupun yang
baru. Namun kalau konseli telah mengenal dengan baik seseorang maka, perasan itu semua akan
hilang. Konseli akan menunjukkan sikap percaya, akrab bahkan segala masalah,unek-unek yang dirasakan oleh konseli
akan dia ceritakan, hal itu sangat nyata dalam KI8 dan KI9. Secara
keseluruhan di tengah keterbatasannya dalam berinteraksi dengan lingkungan,
konselor mempunyai hubungan yang baik dengan komunitas-komunitas ibadah yang
ada di kampung konseli. Buktinya konseli adalah seorang koordinator pemuda dan
pembina remaja jemaat. Konseli juga termasuk dalam komunitas rukun Kakas yang
ada di Manado.
ü Ekonomis
Keadaan perekonomian konseli sebenarnya
berada di kelas menengah ke bawah. Ayah konseli bekerja hanya sebagai buruh
musiman sedangkan, ibu konseli tidak bekerja. Apa lagi keluarga mereka harus
membiyayai keperluan sekolah dari kedua anak mereka. Hal itulah yang membuat
konseli harus mencari pekerjaan di Manado, agar kebutuhan dari keluargannya
tercukupi (lihat di observasi), namun setelah bebrapa bulan ini keadaan
perekonomian dari konseli mengalami kebangkitan, hal itu terbukti dalam
observasi di mana keadaan rumah konseli sudah banyak dipenuhi dengan
barang-barang elektronik (lihat KI5), apa lagi rumah dari konseli
sedang mengalami pemugaran dari semi permanen menjadi permanen. Apa lagi
melihat konseli sudah banyak mengalami perubahan secara fisik di mana konseli
terlihat lebih cantik dan mulus, hal itu meungkin dikarenakan konseli banyak
menghabiskan waktu di salon-salon kecantikan untuk merawat diri. Hal itu
menandahkan bahwa konseli mempunyai uang yang lebih untuk merawat dirinya di
salon-salon kecantikan.
ü Psikologi
Dari segi Psikologi konseli
sebenarnya konseli mempunyai pengalaman yang sangat tidak enak di masa lampau,
yang menyebabkan konseli pada masa sekarang takut dan telah salah dalam
melangkah. Pengalaman yang buruk itu ialah kesusahan atau kemiskinan. Hal
itulah yang membuat konseli takut, sehingga konseli mengorbankan dirinya supaya
keluarganya tidak miskin lagi. Namun, sesungguhnya perasaan konseli ingin
memberontak dari keadaan itu KI12 mewakil perasaan yang terpendam
dari konseli. Bahkan banyak sikap yang konseli tunjukkan kepada konseli bahwa
sebenarnya konseli tidak mengingin apa yang sementara dia lakukan saat ini, hal
itu sangat jelas dalam KI8, KI9, KI10, KI13,
KI15, KI16. Konseli sebenarnya mengirimkan signal kepada konseli bahwa sebenarnya
konseli membutuhkan bantuan moril dan semangat supaya konseli mampu menghadapai
masalah yang dia alami, hal itu nyata dalam KI8, KI9, KI10,
KI13, KI15, KI16. perasaan yang tidak enak
dirasakan oleh konseli sehingga membuat konseli tidak nyaman dalam menjalani
hidup dari konseli lihat KI8 dan KI12.
ü Spiritual
Kehidupan dari konseli dengan
sang pencipta cukup erat hal itu terbukti konseli percaya dan cepat menyadari
kesalahan yang sudah dia lakukan (lihat KI12) dalam bagian ini
konseli tahu betul bahwa keputusan yang dia ambil salah dan hal itu
bertentangan dengan apa yang dia pahami, bahwa apa yang dia lakukan sama sekali
tidak menghadirkan syalom dalam
kehidupan pribadinya, keluarga bahkan dalam kehidupan om Anton. Konseli juga
merasa terobati dengan teguran dan dorongan dari konselor yang terdapat dalam
KO14 KO15 dan KO16. Konseli juga tidak
menjauhkan diri dari hadapan Tuhan ketika dia telah berdosa dan telah salah
memilih jalan untuk hidupnya, itu terbukti konseli tetap mengaktifkan diri di
setiap ibadah seperti ibadah pemuda (lihat KI6). Namun akhir-akhir
ini konseli kurang mengaktifkan diri di ibadah-ibadah, ini berdasarkan
pengakuan konseli di KI6.
ü Teologis
Hal yang perlu dikaji secara
teologis dalam masalah konseli ialah perasaan takut dan khwatir yang berlebihan
dari konseli. Perasaan takut dan khwatir yang dirasakan oleh konseli di masa
yang lalu membuat konseli salah dalam menyikapi kehidupannya di masa sekarang.
Ketakutan dan khwatir akan kemiskinan menjadi pangkal dari masalah ini.
Kehadiran satu masalah dalam kehidupan konseli turut membangkitkan masalah yang
lain, di mana konseli telah melakukan perzinahan dengan orang lain, sehingga
membuat masa muda konseli menjadi suram. Dari hal demikian maka, konseli perlu
memahami bahwa di dalam tanggan Tuhan manusia tidak perlu khwatir dan takut
akan masa sekarang, sebab kesusahan hari ini cukuplah untuk sehari, sebab hari
besok mempunyai kesusahan sendiri. Hal itu mempunyai arti bahwa manusia selalu
ada dalam pemeliharaan dan perlindungan Tuhan, sehingga keburukan di masa yang
lalu merupakan pembelajaran di masa sekarang, pendek kata manusia harus
senantiasa mensyukuri akan pemberian Tuhan dalam kehidupannya apapun itu, entah
baik atau buruk harus disyukuri. Harus konseli pahami bahwa apapun alasannya,
perzinahan merupakan tindakan pencemaran “Bait Allah atau tubuh kita” dan
tindakan dosa. Sehingga dalam keluaran 20:14 hal ini tidak dapat ditawar-tawar
lagi. Memanglah masa muda adalah masa yang paling indah, dalam kitab
Pengkhotbah para anak muda diberikan kesempatan untuk mengikuti keinginan
matanya, namun diberikan penekanan bahwa itu semua harus dipertanggungjawabkan
di hadapan Tuhan yang adalah hakim. Sehingga walaupun masa muda ini ada
kebebasan yang diberikan, namun kebebasan itu bersifat bertanggung jawab.
5.
Evaluasi.
Menurut konselor percakapan ini cukup berhasil,
sebab konseli telah menemukan jawaban atas masalah yang dia hadapai, yaitu
penguatan akan pilihan yang sudah dia tentukan (Lihat KI15), bahkan
konseli disadarkan atas kesalahannya yang membuat dia salah dalam mengambil
keputusan di masa sekarang, pengalaman di masa lalu konseli dijadikan sebagai
pembelajaran untuk membenahi diri konseli di masa sekarang. Walaupun percakapan
ini dikatakan cukup berhasil, namun menurut konselor percakapan ini perlu untuk
dilanjutkan sebab menurut konselor, hasil percakapan ini, yang berupa keputusan
dari konseli untuk menyudahi hubungan terlarang konseli, pasti akan mendapat
respon dari om Anton. Jadi, dari sini konselor berpikir walaupun konseli sudah
agak merasakan kelegaan, namun percakapan ini harus ada kelanjutannya, makanya
di bagian akhir KO18 konselor menawarkan pilihan untuk tidak
sungkan-sungkan untuk menghubungni konselor, hal itu direspon dengan baik oleh
Konseli dalam KI18.
Metode yang konselor pakai ialah
metode eklektik (metode gabungan), yang kalau bisa konselor perinci ialah
metode non-derektif sebab di dalam percakapan konseli tidak pelit informasi,
konselor cukup memberikan beberapa respon tertutup dan mengakibatkan konseli
secara spontan menceritakan apa yang hendak dia ceritakan (permasalahannya),
selanjutnya dalam jalanya percakapan metode behavioristik
turut digunakan oleh konselor sebab, setelah dianalisis masa lalu
konselilah yang mengalami ketimpangan seperti yang tersirat dari respon konseli
dalam KI12 dan KI13. Karena ketimpangan yang terjadi di
masa lalu dalam kehidupan konseli, sehingga berimbas pada kehidupan konseli di
masa sekarang. Di mana konseli berusaha dengan segala cara untuk mengejar
kekayaan, hal inilah yang menjadi perhatian khusus dari konselor.
TERIMA KASIH
BalasHapusMY BLOG
MY CAMPUS
Fatma widya ningrum Fatma.wn08@gmail.com Blog.binadarma.ac.id/ay_ranius/