Rabu, 12 Maret 2014

Laporan Verbatim Mata Kuliah Psikologi Pastoral Dosen : Pdt. Dr. Adriana Lala


Laporan Verbatim.
1.    Pendahuluan.
Nama                      : Yanti (nama samaran)
Umur                      : 24 tahun.
Jenis kelamin           : Perempuan.
Pekerjaan                 : Sewsta.
Status                      : Belum menikah, anak pertama di antara 3 (tiga bersaudara)
Hari Tanggal            : Sabtu, 15 November 2013
Waktu                     : 13.00-13.45 WITA.
Tempat                    : Rumah konseli.
2.    Observasi.
Konseli adalah teman dari konselor sejak dari bangku SMP, hubungan persahabatan antara konseli dan konselor sangat akrab. Kebetulan rumah konseli dan konselor tidak terlalu jauh, jaraknya hanya dipisahkan oleh beberapa rumah. Konseli bekerja di suatu departement storeyang besar di Manado. Hal itulah yang menyebabkan konseli harus berdomisili di Manado. Konseli mempunyai dua adik perempuan, yang pertama sudah duduk di bangku SMA dan yang kedua masih duduk di bangku SMP. Ibu konseli tidak bekerja, sedangkan ayah konseli adalah seorang petani musiman. Kenyataan itulah yang membuat konseli harus bekerja, membanting tulang untuk membantu kedua orang tuanya. Berdasarkan observasi dari konselor tingkat perekonomian dari keluarga konseli sedang mulai mengalami kemajuan, hal itu terbukti di rumah konseli sudah banyak barang-barang elektronik misalnya TV LCD, lemari pendingin, kursi ukir yang baru, mesin cuci bahkan sementara ini rumah konseli sedang diperbaiki, menjadi rumah yang permanen.
       Konselor mengunjungi konseli sebab, konselor ingin mengajak konseli untuk pergi ibadah pemuda pada pukul 18:30. Keadaan rumah konseli cukup sunyi sebab hanya ada konseli, konselor dan ibu konseli sedang istirahat di dalam kamar. Ayah konseli pergi bekerja di kebun sawah, sedangkan adik-adik konselor tidak ada di rumah. Konseli menyambut konselor dengan perasaan bahagia sebab sudah beberapa bulan konseli dan konselor tidak bertemu, disebabkan urusan masing-masing. Keadaan rumah agak berantakan sebab dalam proses pembangunan, sehingga sesekali tercium bau yang tidak enak sepert semen dan cat. Kebetulan para tukang tidak bekerja, sebab menurut penuturan konseli, mereka belum berbelanja bahan-bahan bangunan, sehingga kehabisan bahan. Konseli dan konselor duduk di ruangan tamu dengan kursi yang masih baru. Konselor dan konseli duduk bersebrangan yang dipisahkan dengan meja yang sebatas lutut sewaktu konselor dan konseli duduk. Percakapan ini tidak direncanakan sebab, konselor menemui konseli bukan maksud untuk mengadakan percakapan.

3.           Jalanya Percakapan.
KO1 : Selamat sore.
KI1  : Selamat sore Arke (konseli tersenyum dan merasa senang atas kedatangan konselor)
KI2 : Silahkan masuk Arke (sambil membuka pintu), Arke minta maaf ya, soalnya rumah agak berantakan.
KO2 : Okay tidak apa-apa, namanya juga sementara perbaikan (konselor tersenyum)
KI3 : Arke silahkan duduk, anggap rumah sendiri ya, mau minum apa? (konseli hendak bergegas mau kedapur).
KO3 : (Konselor duduk) terserah saja yang penting tidak racun (konselor bergurau sambil tertawa).
KI4 : (Dari ruang dapur konseli berteriak) Arkecoca-cola saja ya. (Konseli muncul dari dapur dan membawa satu liter coca-cola dingin yang diletakan di atas baki beserta dua buah gelas)
KO4 : (Konselor tersenyum) Yanti kulkas baru ya (konselor bertanya kepada konseli, tapi dengan nada suara yang terkesan bergurau)
KI5 : Iya Arke, baru dibeli kemarin (Konseli tersenyum), ini silahkan minum.
(konselor langsung membuka minuman coca-coal dan langsung menuangnya di dalam gelas dan langsung meminumnya, setelah meletakan kembali gelas di atas meja konselor langsung bertanya kepada konseli)
KO6 : Yanti sebentar malam kita masuk ibadah pemuda ya, kebetulan saya dengar kamu pulang, jadi saya langsung berinisiatif untuk mengajak kamu untuk pergi ibadah pemuda. Nanti sebelum jam setengah delapan saya, akan datang kerumahmu, baru kita pergi bersama-sama ke tempat ibadah (konselor menawarkan alternatif untuk pergi ibadah).
KI6 : Okay Arke, jangan sampai tinggalkan saya. Soalnya saya malu kalau pergi sendiri di ibadah pemuda. Apalagi saya sudah beberapa bulan tidak mengaktifkan diri lagi di ibadah pemuda.
KO7 : Okay Yanti (konselor memastikan dengan mengancungkan jempol konselor)
KI7 : (konseli tersenyum).
KO8 : Yanti kalau begitu saya permisi dulu ya (konselor hendak bergegas berdiri dan akan pulang ke rumah konselor).
KI8 : Arke duduk dulu sebentar ada yang ingin saya bicarakan (wajah konseli berubah dari wajah yang ceria menjadi wajah yang serius dan tegang). Arke, kamu adalah teman yang paling saya kenal dan paling saya percaya. Arke, saya akan menceritakan kesalahan yang telah saya buat selama ini (konseli terdiam).
KO9 : (Konselor duduk dan langsung merespon perubahan roman wajah dari konseli) iya Yanti, kelihatan dari wajahmu ada yang hendak mau kamusampaikan.
KI9 : Arke, cerita itu bermula sewaktu di tokoh. Pada saat itu saya dengan melayani pelanggan saya, yang ingin membeli baju anak (konseli adalah seorang pramuniaga tokoh yang menjual pakaian anak). Mereka adalah sepasang suami istri, suami bernama Anton (nama samaran, konseli mengenalnya kemudian. Anton berumur sekitar 40-an). Seperti biasanya saya melakukan segala cara untuk menjual barang dagangan saya. Saya menawarkan diskon, berharap hati sepasang suami istri ini tergoda untuk membelinya. Akhirnya keputusan sudah dijatuhkan, mereka menyukai salah satu barang dagangan saya. Namun masalah timbul, sebab mereka lupa ukuran baju dari anak mereka. Singkat cerita Arke, karena mereka masih ragu-ragu dengan ukuran yang mereka ambil. Sang ibu berkata, kalau kebesaran atau kekecilan bisa ditukar ya? Saya menjawab oh bisa ibu. Sang ibu berkata boleh kami meminta nomor HP kamu, supaya sebelum kami datang menukarnyakamu sudah menyediakan ukuran yang kami pesan. Arke saya ingat betul yang mencatat nomor HP saya ialah sang bapak. Saya pikir ini hanyalah perkara bisa namun dari situlah awal mula kesalahan dan dosa saya. Setelah beberapa hari saya menerima pesan singkat di HP saya, isi pesan itu ialah mengajak saya untuk bertemu di suatu tempat. Saya tidak terlalu menghiraukan pesan itu, sebab nomor itu adalah nomor yang tidak dikenal. Namun bukannya menyerah dia terus mengirimkan pesan singkat dengan kata-kata mutiara yang penuh dengan rayuan gombal. Itu semua berpuncak ketika dia menelepon saya dan mengajak untuk bertemu di suatu restoran di Manado. Singkat cerita Arke, karena dia mengaku masih bujangan saya menyetujui undangannya. Namun setelah bertemu saya begitu kaget. Ternyata dia adalah bapak yang datang bersama dengan istrinya beberapa minggu yang lalu untuk membeli baju anak kepada saya. Saya ingin pergi namun dia menahan saya, dia berkata bagaimana kalau kita bercakap-cakap dulu sebentar. Dari situ dia memperkenalkan namanya yaitu Anton, hubungan kami dari hari ke hari makin dekat. Kami sering jalan berdua bahkan semua kebutuhan saya dan keluarga saya dicukupinya. Arke sekarang saya sudah menjadi simpanan dari om Anton (konseli tertunduk)
KO10 : (Konselor kaget, namun konselor berusaha dengan cepat menghilangkan persaan kaget konselor dengan berkata kepada konseli supaya konseli merasa dihargai atas keberaniannya untuk menceritakan masalahnya) Yanti terimah kasih telah menceritakan itu kepada saya. Saya merasa diistimewakan dan terima kasih atas kepercayaan yang kamu berikan kepada saya, untuk mengetahui cerita ini.
KI10 : Arke terima kasih kembali, saya merasa dihargai sebab saya sudah tidak tahu lagi kepada siapa saya mau membagi beban ini. Arke sebenarnya saya tidak ingin menjadi simpanan om Anton, namun apa daya kebutuhan ekonomi terus menghimpit saya dan keluarga. Om Anton berjanji kepada saya bahwa semua kebutuhan saya dan keluarga akan dia cukupi, asalkan saya terus menjadi simpanan dari om Anton (konseli menaruh bantal kursi dipanguannya sambil mengaruk dan memutar-mutar ujuang bantal tersebut)
KO11 : Iya Yanti, saya juga bisa merasakan keadaanmu saat ini, rasa berdosa, rasa bersalah terus menghantuimu. Yanti kamu seolah berada di dua persimpangan jalan antar kebetuhan perekonomian dan keteguhan kata hatimu, memanglah sangat sulit ya, posisimu saat ini. Yanti kelihatannya kamu sangat binggung (konselor bertanya sebab, konselor melihat gerak-gerik konseli).
KI11: Arke, saya binggung dengan apa yang harus saya lakukan, apakah saya harus tetap bertahan dengan om Anton, dengan konsekuensi saya, akan dikejar oleh rasa berdosa kepada orang tua dan kepada Tuhan atau saya akan menjauh dari om Anton namun konsekuensinya kami akan melarat kembali, Arke apa yang harus saya lakukan???
KO12: (Konselor diam sejenak) kalau menurut Yanti, pilihan mana yang paling tepat menurut Yanti?
KI12: Arke, sejujurnya saya akan memilih pilihan yang kedua, yaitu saya akan menjauh dari om Anton, walaupn kami akan melarat kembali. Arke, saya takut kepada kedua orang tuaku apa yang mereka akan katakan kepada saya, kalau sampai mereka mengetahui kejadian ini. Belum lagi apa yang akan saya pertanggungjawabkan kepada Tuhan.Apa lagi saya koordinator pemuda yang kalau boleh dikatakan harus menjadi teladan. Belum lagi Arke saya sudah merusak rumah tangga orang lain (wajah konseli selalu dipalingkan kadang ke kiri kadang ke kanan)
KO13: (Konselor melihat konseli perlu penguatan, arahan dan dukungan maka konselor berkata). Bersyukur kamu cepat tersadar Yanti dari kesalahanmu dan pilihan yang kamu buat saya ancungi jempol. Memanglah benar Yanti setiap pilihan mempunyai konsekuensi, namun kalau konsekuensi itu dikarenakan kamu, tetap bertahan kepada pendirianmu di dalam Tuhan, tidak mengapa. Kamu tidak perlu takut atau khwatir mengenai apa yang akan kamu dan keluarga kamu alami, seperti kata Tuhan Yesus cukuplah kesusahan hari ini untuk hari ini saja, sedangkan besok mempunyai kesusahan sendiri. Hal itu berarti bahwa manusia tidak perlu khwatir akan hari esok. Yanti kamu masih ingat dengan ayah dan ibumu yang membanting tulang untuk membesarkan kamu dan adik-adikmu, walaupun susah namun mereka tidak henti-hentinya untuk berjuang demi kamu dan adik-adikmu. Nah saatnya inilah giliran kamu Yanti, untuk membantu orang tuamu, pastinya dengan cara yang baik dan halal. Tidak seperti yang kamu lakukan.
KI13:Ya Arke, saya juga tidak enak memberikan makan keluarga saya dari uang haram.
KO14: Betul Yanti, memanglah sangat sulit memepertahnkan jati diri kita di tengah-tengah dunia ini, banyka tawaran yang mengiurkan. Kalau tidak peka dan tidak mempunyai pondasi yang kuat maka kita bisa roboh. Yanti saya mengetahui apa yang kami rasakan, ketakutan kamu akan kemisikinan di masa lalu yang pernah kamu rasakan terus menyiksa kamu sebab kamu tidak ingin melihat keluargamu kembali seperti itu lagi, makanya kamu berkorban. Yanti masa lalu adalah masa lalu, masa sekarang merupakan pembuktianmu untuk merubah nasib, namun kita orang Kristen mempunyai aturan-aturan yang harus ditaati, yaitu mengandalkan Tuhan dalam segala hal, serta doakan apa yang kau lakukan, lakukan apa yang kau doakan.
KI14 : Ya Arke, itulah yang saya takutkan, sehingga membuat saya harus berkorban menjadi simpanan om Anton (konselor kembali menundukan kepala).
KO15: Yanti saya, bisa merasakan ketakutan yang kamu rasakan. Ketakutan itu ialah kamu takut keluargamu merasakan kemiskinan yang pernah ayah, ibu dan kamu rasakan di masa yang lalu. Hal itulah yang menyebabkan kamu terus berjuang untuk menjauh dari hal itu, walaupun kamu harus melakukan segala cara, termasuk menjadi simpanan om Anton. Yanti kamu harus kuat, seperti yang saya katakan tadi bahwa kita tidak perlu takut dan khwatir mengenai apa yang hendak kita pakai dan makan, cukuplah kesusahan hari ini untuk hari ini dan untuk besok hari mempunyai kesusahan sendiri. Yanti kamu harus yakin bahwa masa lalu ada untuk menjadi pembelajaran bagi kita di masa sekarang, sebab masa sekarang menjadi penentu kehidupan kita di masa sekarang. Yanti walaupun ini keras harus saya katakan, keputusan kamu menjadi simpanan om Anton adalah tindakan yang sangat keliru. Bersyukur Yanti, kamu masih tahu jalan untuk pulang bahkan kamu sadar akan kekeliruan itu.
KI15: (Konseli dia dan merenungkan perkataan dari konselor), Arke saya merasa lega saat ini. Belum pernah sejak saya berhubungan dengan om  Anton, merasakan ketenangan bahkan kelegaan seperti saat ini. Arke, sebenarnya sudah lama saya ingin mengambil komitmen seperti ini, namun entah mengapa masih terasa tertahan di dalam hati saya. Baru saat ini semuanya terluapkan, Arke saya berjanji komitmen yang sudah saya buat saat ini akan saya jalani apapun konsekuensinya, Arke saya mohon topangan doa ya, supaya saya tegap dalam menjalankan komitmen saya.
KO16 : Yanti bagaimana kalau kita berdoa saat ini, kita memohon Roh Kudus Tuhan supaya dia memberkati komitmen yang sudah kamu buat, terlebih dirimu yang akan menjalankan itu.
KI16 : Boleh sekali Arke (konseli kelihatan sangat antusias)
KO17: Mari berdoa .....................Amin.
KI17 : Terimah kasih ya Arke sudah mendoakan saya.
KO18: Tidak apa-apa Yanti, memang itulah tugas kita semua yaitu saling menopang antara satu dengan yang lain. Yanti, saya mau permisi dulu, soalnya sudah sore saya belum mengadakan persiapan untuk pergi ibadah sebentar. Yanti kalau ada yang ingin kamu bicarakan mengenai hal ini jangan sungkan-sungkan untuk menghubungi saya. Nomor HP saya belum diganti.
KI18: Ya Arke pasti saya akan menghubungi kamu, terimah kasih ya sudah mendengarkan masalah saya.
(konselor beranjak dari tempat duduk menuju pintu depan, dan hendak bergegas untuk pulang kerumah konselor)
KO19: Yanti permisi dulu ya, selamat sore.
KI119: Selamat Sore hati-hati di jalan.
4.    Analisis.
ü Fisik.
Konseli mempunyai perawakan yang ideal dengan tinggi badan sekitar 168 cm dan berat sekitar 49 kg. Konseli mempunyai rambut panjang, yang baru mengalami pelurusan. Keadaan fisik dari konseli telah banyak mengalami perubahan, konseli semakin cantik, mungkin konseli selalu mengadakan perawatan terhadap seluruh bagian tubuh luar konseli. Hal itu terbukti kulit konseli kelihatan lebih putih dan kuku tangan dan kaki semuanya dicat dengan ukiran-ukiran dan warna-warna yang menarik. Pada saat mengadakan percakapan tubuh konseli agak lebih kurus dibandingkan sebelum konselor bertemu dengan konseli beberapa bulan yang lalu, namun pada saat ini tubuh konselor agak terawat dibandingkan sebelumnya.
ü Sosial
Konseli adalah orang yang tertutup, tidak mudah bergaul dan membutuhkan waktu lama untuk bersosialisasi dengan suatu lingkungan yang baru. KI6 memberikan tanda bahwa konseli adalah seorang pemalu, sehingga membuat konseli sangat susah untuk bergaul dan berinteraksi dengan orang atau lingkungan yang lama maupun yang baru. Namun kalau konseli telah mengenal dengan  baik seseorang maka, perasan itu semua akan hilang. Konseli akan menunjukkan sikap percaya, akrab bahkan segala masalah,unek-unek yang dirasakan oleh konseli akan dia ceritakan, hal itu sangat nyata dalam KI8 dan KI9. Secara keseluruhan di tengah keterbatasannya dalam berinteraksi dengan lingkungan, konselor mempunyai hubungan yang baik dengan komunitas-komunitas ibadah yang ada di kampung konseli. Buktinya konseli adalah seorang koordinator pemuda dan pembina remaja jemaat. Konseli juga termasuk dalam komunitas rukun Kakas yang ada di Manado.
ü Ekonomis
Keadaan perekonomian konseli sebenarnya berada di kelas menengah ke bawah. Ayah konseli bekerja hanya sebagai buruh musiman sedangkan, ibu konseli tidak bekerja. Apa lagi keluarga mereka harus membiyayai keperluan sekolah dari kedua anak mereka. Hal itulah yang membuat konseli harus mencari pekerjaan di Manado, agar kebutuhan dari keluargannya tercukupi (lihat di observasi), namun setelah bebrapa bulan ini keadaan perekonomian dari konseli mengalami kebangkitan, hal itu terbukti dalam observasi di mana keadaan rumah konseli sudah banyak dipenuhi dengan barang-barang elektronik (lihat KI5), apa lagi rumah dari konseli sedang mengalami pemugaran dari semi permanen menjadi permanen. Apa lagi melihat konseli sudah banyak mengalami perubahan secara fisik di mana konseli terlihat lebih cantik dan mulus, hal itu meungkin dikarenakan konseli banyak menghabiskan waktu di salon-salon kecantikan untuk merawat diri. Hal itu menandahkan bahwa konseli mempunyai uang yang lebih untuk merawat dirinya di salon-salon kecantikan.

ü Psikologi
Dari segi Psikologi konseli sebenarnya konseli mempunyai pengalaman yang sangat tidak enak di masa lampau, yang menyebabkan konseli pada masa sekarang takut dan telah salah dalam melangkah. Pengalaman yang buruk itu ialah kesusahan atau kemiskinan. Hal itulah yang membuat konseli takut, sehingga konseli mengorbankan dirinya supaya keluarganya tidak miskin lagi. Namun, sesungguhnya perasaan konseli ingin memberontak dari keadaan itu KI12 mewakil perasaan yang terpendam dari konseli. Bahkan banyak sikap yang konseli tunjukkan kepada konseli bahwa sebenarnya konseli tidak mengingin apa yang sementara dia lakukan saat ini, hal itu sangat jelas dalam KI8, KI9, KI10, KI13, KI15, KI16. Konseli sebenarnya mengirimkan signal kepada konseli bahwa sebenarnya konseli membutuhkan bantuan moril dan semangat supaya konseli mampu menghadapai masalah yang dia alami, hal itu nyata dalam KI8, KI9, KI10, KI13, KI15, KI16. perasaan yang tidak enak dirasakan oleh konseli sehingga membuat konseli tidak nyaman dalam menjalani hidup dari konseli lihat KI8 dan KI12.
ü Spiritual
Kehidupan dari konseli dengan sang pencipta cukup erat hal itu terbukti konseli percaya dan cepat menyadari kesalahan yang sudah dia lakukan (lihat KI12) dalam bagian ini konseli tahu betul bahwa keputusan yang dia ambil salah dan hal itu bertentangan dengan apa yang dia pahami, bahwa apa yang dia lakukan sama sekali tidak menghadirkan syalom dalam kehidupan pribadinya, keluarga bahkan dalam kehidupan om Anton. Konseli juga merasa terobati dengan teguran dan dorongan dari konselor yang terdapat dalam KO14 KO15 dan KO16. Konseli juga tidak menjauhkan diri dari hadapan Tuhan ketika dia telah berdosa dan telah salah memilih jalan untuk hidupnya, itu terbukti konseli tetap mengaktifkan diri di setiap ibadah seperti ibadah pemuda (lihat KI6). Namun akhir-akhir ini konseli kurang mengaktifkan diri di ibadah-ibadah, ini berdasarkan pengakuan konseli di KI6.
ü Teologis
Hal yang perlu dikaji secara teologis dalam masalah konseli ialah perasaan takut dan khwatir yang berlebihan dari konseli. Perasaan takut dan khwatir yang dirasakan oleh konseli di masa yang lalu membuat konseli salah dalam menyikapi kehidupannya di masa sekarang. Ketakutan dan khwatir akan kemiskinan menjadi pangkal dari masalah ini. Kehadiran satu masalah dalam kehidupan konseli turut membangkitkan masalah yang lain, di mana konseli telah melakukan perzinahan dengan orang lain, sehingga membuat masa muda konseli menjadi suram. Dari hal demikian maka, konseli perlu memahami bahwa di dalam tanggan Tuhan manusia tidak perlu khwatir dan takut akan masa sekarang, sebab kesusahan hari ini cukuplah untuk sehari, sebab hari besok mempunyai kesusahan sendiri. Hal itu mempunyai arti bahwa manusia selalu ada dalam pemeliharaan dan perlindungan Tuhan, sehingga keburukan di masa yang lalu merupakan pembelajaran di masa sekarang, pendek kata manusia harus senantiasa mensyukuri akan pemberian Tuhan dalam kehidupannya apapun itu, entah baik atau buruk harus disyukuri. Harus konseli pahami bahwa apapun alasannya, perzinahan merupakan tindakan pencemaran “Bait Allah atau tubuh kita” dan tindakan dosa. Sehingga dalam keluaran 20:14 hal ini tidak dapat ditawar-tawar lagi. Memanglah masa muda adalah masa yang paling indah, dalam kitab Pengkhotbah para anak muda diberikan kesempatan untuk mengikuti keinginan matanya, namun diberikan penekanan bahwa itu semua harus dipertanggungjawabkan di hadapan Tuhan yang adalah hakim. Sehingga walaupun masa muda ini ada kebebasan yang diberikan, namun kebebasan itu bersifat bertanggung jawab.


5.    Evaluasi.
Menurut konselor percakapan ini cukup berhasil, sebab konseli telah menemukan jawaban atas masalah yang dia hadapai, yaitu penguatan akan pilihan yang sudah dia tentukan (Lihat KI15), bahkan konseli disadarkan atas kesalahannya yang membuat dia salah dalam mengambil keputusan di masa sekarang, pengalaman di masa lalu konseli dijadikan sebagai pembelajaran untuk membenahi diri konseli di masa sekarang. Walaupun percakapan ini dikatakan cukup berhasil, namun menurut konselor percakapan ini perlu untuk dilanjutkan sebab menurut konselor, hasil percakapan ini, yang berupa keputusan dari konseli untuk menyudahi hubungan terlarang konseli, pasti akan mendapat respon dari om Anton. Jadi, dari sini konselor berpikir walaupun konseli sudah agak merasakan kelegaan, namun percakapan ini harus ada kelanjutannya, makanya di bagian akhir KO18 konselor menawarkan pilihan untuk tidak sungkan-sungkan untuk menghubungni konselor, hal itu direspon dengan baik oleh Konseli dalam KI18.
            Metode yang konselor pakai ialah metode eklektik (metode gabungan), yang kalau bisa konselor perinci ialah metode non-derektif sebab di dalam percakapan konseli tidak pelit informasi, konselor cukup memberikan beberapa respon tertutup dan mengakibatkan konseli secara spontan menceritakan apa yang hendak dia ceritakan (permasalahannya), selanjutnya dalam jalanya percakapan metode behavioristik turut digunakan oleh konselor sebab, setelah dianalisis masa lalu konselilah yang mengalami ketimpangan seperti yang tersirat dari respon konseli dalam KI12 dan KI13. Karena ketimpangan yang terjadi di masa lalu dalam kehidupan konseli, sehingga berimbas pada kehidupan konseli di masa sekarang. Di mana konseli berusaha dengan segala cara untuk mengejar kekayaan, hal inilah yang menjadi perhatian khusus dari konselor.

1 komentar:

  1. TERIMA KASIH
    MY BLOG
    MY CAMPUS

    Fatma widya ningrum Fatma.wn08@gmail.com Blog.binadarma.ac.id/ay_ranius/

    BalasHapus