Rabu, 12 Maret 2014

Peran, Fungsi dan contohnya


Nama : Arke Steward Maindoka
Nim : 201041047
Mata Kuliah : Ekseges Naratif Perjanjian Lama
Dosen : Pdt. Dr. S. E. Abram.

8 peran dan fungsi narasi dalam masyarakat beserat contohnya dalam Alkitab Perjanjian Lama.
1.  Membangkitkan kesenangan, semangat dan sukacita.
Menurut saya Bilangan 22:21-35, cocok dengan fungsi yang pertama yaitu membangkitkan perasaan senang, semangat dan sukacita. Di mana cerita narasi tentang Bileam, Keledainya, malaikat dan Tuhan sangat unik sebab Tuhan membuka mulut dari keledai sehingga dapat berbicara kepada tuannya dan menyelamatkan Bileam dari kematian yang ada di depan matanya.
2.  Membangkitkan imajinasi.
Menurut saya narasi tentang kelahiran Musa dalam Kejadian 2:1-10, cocok dengan fungsi yang kedua, di mana dalam cerita itu para pembaca dapat berimajinasi tentang bayi Musa itu, bahkan bagaimana usaha dari ibu Musa untuk menyelamatkan dia dari ancaman pembunuhan yang diperintahkan oleh Firaun. Bahkan ketika Musa dihanyutkan di sungai Nil di bawah penjagaan kakaknya Miriyam, sampai dia ditemukan oleh Putri Firaun yang sementara mandi di sungai Nil. Dari rentetan cerita itu pembaca diundang oleh penulis/narator untuk berimajinasi mengenai peristiwa-peristiwa yang ada dalam cerita tersebut.
3. Membangkitkan sarana komunikasi.
Contoh dari fungsi yang ketiga ialah Rut 1:1-22, kalau dibaca secara cermat narator hendak mengiring pembaca untuk bersimpati kepada Naomi, tentang apa yang dia rasakan sangat berat, dari situ komunikasi yang baik antara narator dan pembaca akan menyatu lewat tokoh Naomi, Rut dan Orpa.
4. Menjadi sarana pendidikan.
Contoh fungsi yang keempat ialah 1 Raja-Raja 3:1-15. Melalui narasi ini narator coba memberikan pengertian bahwa segala yang ada di dunia ini adalah milik Tuhan, dan hanya kepada-Nyalah tempat manusia meminta dan berharap tidak ada tempat yang lain, itulah pengajaran yang hendak disampaikan oleh narator kepada pembaca.
5. Menjadi sarana protes sosial.
Contoh fungsi yang kelima ialah 1 Raja-Raja 21:1-29. Narasi itu menceritakan bahwa pemerintah jangalah melakukan suatu kebijakan dengan sesuka hati mereka atau bersifat otoriter. Bahkan melakukan segala cara untuk mendapatkan apa yang dia inginkan. Hal yang perlu dicermati ialah rakyat yang seharusnya haknya dibela dan diperjuangkan bukan dipermainkan dan dimanfaatkan demi kepentingan pribadi.
6. Menjadi sarana untuk membangun pengertian dan pemahaman yang baru.
Narasi tentang pembuangan ratu Wasti dalam Ester 1:1-21, kalau dibaca secara cermat, narator hendak menghentar para pembaca untuk dapat memahami keadaan yang diperhadapakan dengan ratu Wasti yang sangat tidak menguntungkannya, di mana ratu wasti bagaikan buah Simalakama. Maksudnya dia harus mematuhi kehendak atau tita raja namun di lain pihak dia berusaha membela haknya sebagai manusia yang seutuhnya. Dari sini narator memberikan pemahaman yang baru bahwa Wasti bukanlah ratu yang tidak penurut, namun itu adalah pilihannya. Di mana dia mau membela dan mempertahankan jati dirinya sebagai perempuan, yang tidak disamakan dengan barang-barang yang apabila bagus dan cantik maka harus ditunjukkan dan dipamerkan kepada banyak orang.
7.            Menjadi sarana sebagai cermin diri.
Narasi tentang Esau dan Yakub dalam Kejadian 25:19-34, memberikan suatu refleksi kehidupan nyata suatu keluarga, yang di dalamnya terjadi kesalahan atau ketimpangan di mana sikap pilih kasih dari orang tua menjadi masalah dalam kehidupan anak-anak. Hal itulah yang boleh dicerminkan sebagai pembelajaran dalam kisah Esau dan Yakub.
8. Sebagai ungkapan pengalaman pribadi dari penulis/narator.
Narasi tentang Ayub dalam Ayub pasal 1 (satu) dan 2 (dua) menurut saya merupakan suatu perenungan dari penulis atau narator bahwa kehidupan orang yang percaya dan salehpun tidak akan luput dari pergumulan dan permasalahan hidup yang selalu menghimpit kehidupan manusia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar