Nama : Arke Steward
Maindoka
Nim : 201041047
Mata Kuliah : Ekseges
Naratif Perjanjian Lama
Dosen : Pdt. Dr. S. E.
Abram.
8 peran dan fungsi
narasi dalam masyarakat beserat contohnya dalam Alkitab Perjanjian Lama.
1. Membangkitkan kesenangan, semangat dan sukacita.
Menurut saya Bilangan
22:21-35, cocok dengan fungsi yang pertama yaitu membangkitkan perasaan senang,
semangat dan sukacita. Di mana cerita narasi tentang Bileam, Keledainya,
malaikat dan Tuhan sangat unik sebab Tuhan membuka mulut dari keledai sehingga
dapat berbicara kepada tuannya dan menyelamatkan Bileam dari kematian yang ada
di depan matanya.
2. Membangkitkan imajinasi.
Menurut saya narasi
tentang kelahiran Musa dalam Kejadian 2:1-10, cocok dengan fungsi yang kedua,
di mana dalam cerita itu para pembaca dapat berimajinasi tentang bayi Musa itu,
bahkan bagaimana usaha dari ibu Musa untuk menyelamatkan dia dari ancaman
pembunuhan yang diperintahkan oleh Firaun. Bahkan ketika Musa dihanyutkan di
sungai Nil di bawah penjagaan kakaknya Miriyam, sampai dia ditemukan oleh Putri
Firaun yang sementara mandi di sungai Nil. Dari rentetan cerita itu pembaca
diundang oleh penulis/narator untuk berimajinasi mengenai peristiwa-peristiwa
yang ada dalam cerita tersebut.
3. Membangkitkan sarana komunikasi.
Contoh dari fungsi yang
ketiga ialah Rut 1:1-22, kalau dibaca secara cermat narator hendak mengiring
pembaca untuk bersimpati kepada Naomi, tentang apa yang dia rasakan sangat
berat, dari situ komunikasi yang baik antara narator dan pembaca akan menyatu
lewat tokoh Naomi, Rut dan Orpa.
4. Menjadi sarana pendidikan.
Contoh fungsi yang keempat
ialah 1 Raja-Raja 3:1-15. Melalui narasi ini narator coba memberikan pengertian
bahwa segala yang ada di dunia ini adalah milik Tuhan, dan hanya kepada-Nyalah
tempat manusia meminta dan berharap tidak ada tempat yang lain, itulah
pengajaran yang hendak disampaikan oleh narator kepada pembaca.
5. Menjadi sarana protes sosial.
Contoh fungsi yang
kelima ialah 1 Raja-Raja 21:1-29. Narasi itu menceritakan bahwa pemerintah
jangalah melakukan suatu kebijakan dengan sesuka hati mereka atau bersifat
otoriter. Bahkan melakukan segala cara untuk mendapatkan apa yang dia inginkan.
Hal yang perlu dicermati ialah rakyat yang seharusnya haknya dibela dan
diperjuangkan bukan dipermainkan dan dimanfaatkan demi kepentingan pribadi.
6. Menjadi sarana untuk membangun pengertian dan pemahaman yang baru.
Narasi tentang
pembuangan ratu Wasti dalam Ester 1:1-21, kalau dibaca secara cermat, narator
hendak menghentar para pembaca untuk dapat memahami keadaan yang diperhadapakan
dengan ratu Wasti yang sangat tidak menguntungkannya, di mana ratu wasti
bagaikan buah Simalakama. Maksudnya
dia harus mematuhi kehendak atau tita raja namun di lain pihak dia berusaha membela
haknya sebagai manusia yang seutuhnya. Dari sini narator memberikan pemahaman
yang baru bahwa Wasti bukanlah ratu yang tidak penurut, namun itu adalah
pilihannya. Di mana dia mau membela dan mempertahankan jati dirinya sebagai
perempuan, yang tidak disamakan dengan barang-barang yang apabila bagus dan
cantik maka harus ditunjukkan dan dipamerkan kepada banyak orang.
7.
Menjadi sarana sebagai
cermin diri.
Narasi tentang Esau dan
Yakub dalam Kejadian 25:19-34, memberikan suatu refleksi kehidupan nyata suatu
keluarga, yang di dalamnya terjadi kesalahan atau ketimpangan di mana sikap
pilih kasih dari orang tua menjadi masalah dalam kehidupan anak-anak. Hal
itulah yang boleh dicerminkan sebagai pembelajaran dalam kisah Esau dan Yakub.
8. Sebagai ungkapan pengalaman pribadi dari penulis/narator.
Narasi tentang Ayub
dalam Ayub pasal 1 (satu) dan 2 (dua) menurut saya merupakan suatu perenungan
dari penulis atau narator bahwa kehidupan orang yang percaya dan salehpun tidak
akan luput dari pergumulan dan permasalahan hidup yang selalu menghimpit
kehidupan manusia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar