Rabu, 12 Maret 2014

Narasi-Narasi Feminis Dalam Perjanjian Lama

Nama : Arke Steward Maindoka.
Nim: 201041047
Mata Kuliah: Eksegese Perjanjian Lama.
Dosen : Pdt. Dr. S. E. Abram
1.       Menginfentarisir Narasi-Narasi Feminis dalam Perjanjian Lama.
a.    Kejadian 1:26-31 bagian ini menceritakan tentang penciptaan manusia, manusia yang dimaksud ialah laki-laki dan perempuan, yang diciptakan oleh Allah secara bersama-sama.
b.    Kejadian 2:1-24 bertolak belakang dengan bagian yang ada di atas, bahkan ada segelintiran orang yang memakai cerita ini untuk menindas perempuan, bukan hanya menindas secara jasmani namun lebih dari pada itu menindas rohani atau psikis dari perempuan.
c.    Kejadian 16:1-16 bercerita tentang dua tokoh perempuan yaitu Sarai dan Hagar, yang saling menindas antara satu dengan yang lain.
d.    Kejadian 19:30-38 menceritakan tentang anak-anak perempuan Lot, yang tidur bersama-sama dengan ayah mereka, sehingga dari mereka lahir keturunan orang Moab dan Amon.
e.    Kejadian 21:8-20 menguraikan cerita tentang apa yang dilakukan Sara kepada Hagar budaknya, yang berpuncak kepada pengusiran yang dilakukan oleh Abraham.
f.    Kejadian 23:1-20 cerita kematian Sara, sangat kental dengan feminis, sebab kalau diperhatikan kematian Sara berada dalam urutan setelah cerita kepercayaan Abraham diuji. Hal itu menunjukan bahwa betapa terpukulnya Sara ketika anaknya akan dipersembahkan kepada Tuhan Allah.
g.    Kejadian 30:1-24 dalam cerita ini narator sangat kental dengan budaya patriaki sebab ketika anak-anak pria lahir, maka ada komentar dari narator melalui istri-istri Yakub, namun ketika tiba pada giliran Dina narator seolah-olah diam dan tidak berkomentar.
h.    Kejadian 34:1-30 bercerita tentang Dina dan Sikhem, secara jelas Alkitab mencatat bahwa telah terjadi kekerasan yaitu pemerkosaan.
i.     Bilangan 12:1-15 pencerita mencertiakan tentang Miryam dan Harun yang menegur Musa ketika dia mengambil istri dari orang Kush, namun dalam bagian ini seolah berat sebelah sebab, hanya Miryamlah yang mendapat hukuman sedangkan Hurun tidak.
j.     Bilangan 27:1-11 bagian ini bercerita tentang hak waris bagi anak-anak perempuan, yang selalu dinomor duakan.
k.    Yosua 2 menceritakan tentang keberaniaan Rahab yang menyelamatkan dua orang pengintai, yang ditugaskan oleh Yosua.
l.     Hakim-hakim 4 dan 5 menceritakan tentang keberanian seorang perempuan dalam merealisasikan rencana Tuhan, yaitu membebaskan orang Israel dari tangan Yabin raja orang Kanaan.
m.   Hakim-Hakim 16:4-22 menceritakan tentang perasaan dilema seorang perempuan antara memlih bangsanya dan kekasihnya. Dari sini dapat dilihat terasa Delila diperdaya oleh bangsanya untuk mencari kelemahan dari Simson.
n.    Kitab Rut menguraikan tentang perjuangan seorang perempuan Moab di tengah-tengah budaya orang Israel.
o.    1 Samuel 1:1-28 menceritakan tengang perjuangan Hana, dalam pergumulan yang dia rasakan yaitu, selalu menjadi korban perasaan yang dilakukan oleh Penina. Sebab Penina mempunyai anak sedangkan Hana tidak mempunyai anak.
p.    2 Samuel 13:1-22 menceritakan tentang kekerasan seksual yang dilakukan oleh Amnon kepada Tamar yaitu pemerkosaan.
q.    2 Samuel 11 menceritakan tentang Daud dan Betsyeba, Daud memandang bahwa perempuan bagaikan barang yang kalau berkenan hatinya dapat langsung diambil sesuka hatinya.
r.    Kitab Ester menceritakan tentang perjuangan seorang perempuan dalam memperjuangkan keberlangsungan nasib perempuan dan bangsanya. Hal itu langsung disponsori oleh Wasti dan Ester yang merupakan dua tokoh perempuan dalam kitab ini.
s.    Kejadian 38:1-29 bagian ini menceritakan tentang cerita Yehuda dan Tamar di Timna.
t.    Kejadian 12:10-20 abraham memanfaatkan perempuan sebagi perlindungannya terhadap firaun.



2.        Komponen-Komponen dalam narasi Hagar dan Ismail Kejadian 16:1-16
·             Struktur Narasi:
ü  Pendahuluan
Ayat 1-4 merupakan pendahuluan dalam kisah ini, narator memulai kisahnya dengan latar belakang Sarai yang adalah seorang yang mandul dan tidak beranak. Sarai mempunyai budak perempaun yang dia dapatkan sewaktu mereka pergi ke Mesir (12:10-20). Abram dan Sarai pergi ke Mesir sebeb di Betel (tanah Negeb) terjadi kelaparan, makanya mereka pergi mengadu nasib di tanah orang, singkat cerita Abram mengelabuhi Firaun, lewat Sarai. Sehingga mereka mendapatkan “harta” yang banyak, sampai mereka keluar dari Mesir. Dari situ hubungan antara Sarai dan Hagar terjalin. Sarai memohon kepada Abram untuk mengambil Hagar dan menghampirinya, supaya Sarai mempunyai anak dari Hagar. Sarai tidak menyadari bahwa dari situlah akan muncul benih-benih perselisihan yang berujung kepada penindassan. Maklumlah mungkin Sarai terlalu percaya kepada Hagar sebab sudah ada hubungan yang baik yang terjalin anatar Hagar dan Sarai sewaktu mereka berada di Mesir. Narator membawa kita, kepada suatu titik loncatan menujuh kepada permasalahan atau klimaks yang coba diwakilkan dalam ayat 4, ketika Hagar mengetahui bahwa dia Hamil, maka hagar memandang rendah nyonyanya.
ü  Perkembangan
Ketegangan menuju puncak ketika narator menunjukan percakapan yang cukup serius antara Abarm dan Sarai, percakapan yang dibicarakan mengenai masalah Hagar yang memandang rendah Sarai karena dia tidak mengandung. Percakapan itu berpuncak ketika Abram memberikan izin kepada Sarai untuk memberikan pelajaran kepada Hagar, yaitu dengan menindasnya. Hagar tidak tahan dengan hal yang demikian maka lari dari Sarai dan Abram. Konflik mulai redah dengan munculnya Malaikat Tuhan kepada hagar di mata air padang gurun, dekat mata air di jalan Syur. Terjadi percakapan antara Malaikat dan Hagar, malaikat itu menyuru Hagar agar tetap sabar ketika ditindas oleh Sarai yang adalah nyonyanya. Konflik menjadi dingin ketika Malaikat itu mengatakan kepada Hagar bahwa dia akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, yang tingkahlakunya seperti keledai liar dan keturunannya akan menjadi banyak. Secara panjang lebar Malaikat itu menceritakan tentang letar belakang anak yang kelak akan dilahirkan oleh Hagar.
ü  Penutup
Ayat 13-16 merupakan penutup dari rangkaian cerita ini, narator cukup mahir dalam mengakhiri konflik dalam cerita. Narator menyisipkan corak satra narasi yang bersifat etiologi, yang menjelaskan tentang panggilan Hagar terhadapa TUHAN yaitu El-Roi, sebab itu mata air atau sumur disebut orang sumur Lahai-Roh. Narator langsung mengakhiri cerita ini dengan kelahiran Ismael

Tidak ada komentar:

Posting Komentar