Rabu, 12 Maret 2014

Sastra Hikmat PL Kitab Ayub


Nama : Arke Steward Maindoka.
Nim: 201041047.
Mata Kuliah : Sastra Hikmat.
Dosen : Pdt. L.Y. Mandagi, M.Teol.
A.   Latar Belakang Kitab Ayub.
A.I. Penulis
Penulis dari kitab Ayub sangat sulit untuk diidentifikasi, para ahli dalam Perjanjian Lama sangat sulit untuk menentukan siapa penulis dari kitab Ayub ini, yang ada hanyalah spekulasi atau dugaan-dugaan berdasarkan temuan mereka dalam meneliti kitab ini. Ada pendapat yang berkata bahwa kitab ini ditulis oleh seorang Yahudi yang setia, namun dia tidak mau terbelenggu dengan kepercayaan yang populer, khususnya dalam hal menghubungkan antara penderitaan dan dosa.[1] Hal itu sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Blommendaal bahwa pada umunya dalam kepercayaan orang Yahudi dan di dalam sastra Hikmat (hokmah) Yahuditerdapat konsepsi dasar bahwa Allah menghukum orang bersalah dan fasik, sehingga mereka menderita, sedangkan Allah menyayangi orang benar dan saleh.[2] W. S. Lasor dan kawan-kawan dalam buku “Pengantar Perjanjian lama II” hendak melukiskan siap,a penulis dari kitab ini. Mereka mencoba mengidentifikasinya ke dalam 7 point di antaranya:
1.     Ada kemungkinan penulis pernah mengalami penderitaan yang sama, dengan penderitaan yang di alami oleh Ayub. Sebab pengenalannya terhadap pribadi Ayub begitu jelas.
2.     Ia menemukan kelegaan dari kepedihannya dalam pertemuannya dengan Allah, yang kalau boleh diibaratkan bahwa jawaban Allah seringkali berada dalam badai (Ayub 38-41).
3.     Ia begitu memahami teknik-teknik hikmat dan tradisi, sebagaimana nyata dalam tema-tema dan cara-cara penulisannya.
4.     Penderitaannya membuat berselisih dengan pendapat hikmat tradisional.
5.     Ia adalah seorang Israel, hal itu nyata dalam pandangannya dalam kuasa Allah.
6.     Ia memilih tempat kejadian di tanah Us di luar Israel, untuk menjadi gambaran pengalaman manusia secara universal.
7.     Dia menceritakan pengalamannya untuk menguatkan teman-temannya/murid-muridnya yang akan mengalami penderitaan.[3]
Dari ketiga penjelasan di atas penulis dari kitab Ayub ini bersifat anonim, namun walaupun anonim penulis, pasti datang dari kalangan orang Israel, yang ingin merubah pola pikir masyarakat saat itu, lewat cerita Ayub.
            A.II. Tempat dan waktu Penulisan
Sangat sulit untuk menentukan tempat penulisan dari kitab Ayub, sebab Kisah tentang Ayub berasal dari masa sebelum bangsa Israel ada, Ayub juga disebutkan dalam Kitab Yehezkiel (14:14,20), bersama dengan Nuh, sebagai orang yang setia di zaman purba, hal itu sangat nyata dan tersurat dalam kitab Ayub, bahwa kekayaan diukur lewat jumlah ternak dan pelayan yang dimiliki oleh sesorang dan bukan uang.[4] Cerita itu terus dipelihara dari generasi kegenerasi. Dalam perampungan kitab ini, para ahli tidak sama dalam memberikan pendapat, berangkat dari hal itu diperkiraan tahun penulisan dari kitab itu antara tahun 600-300 sM.[5] Tahun itu didapatkan dengan memperhatikan setiap literatur yang ada. Sehingga boleh dikatakan bahwa kitab Ayub ini menjadi kitab masa pembuangan atau sesudah pembuangan. Bahasa yang dipakai dalam kitab ini dipengaruhi oleh bahasa Semitis Selatan.[6] Hal itu dipertegas bahwa kitab Ayub aslinya ditulis dalam bahasa Arab dan kemudian disalin ke dalam bahasa Ibrani.[7]
A.III. Tujuan Penulis
Tujuan atau alamat dari kitab ini ialah bangsa Israel yang berada di masa-masa pembuangan, bahwahal itu terjadi kepada mereka, bukan karena Allah tidak mengasihi mereka. Namun lewat hak itu Allah hendak menyadarikan mereka. Bahkan bisa jadi kitab ini ditujukan kepada bangsa Israel sesudah masa pembuangan di Babel. Lewat kitab ini bangsa Isarel pada masa itu diingatkan tentang hikmat tradisional yang berlaku di masa itu. Blommendal memberikan tema dalam kitab Ayub yang berhubungan dengan  hikmat tradisional ialah “Persoalan penderitaan manusia yang saleh”.
B.   Tulisan-Tulisan Hikmat dalam kitab Ayub
·         Ayub 1:20-21 Maka berdirilah Ayub, lalu mengoyak jubahnya, dan mencukur kepalanya, kemudian sujudlah ia dan menyembah, katanya: "Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang juga aku akan kembali ke dalamnya. TUHAN yang memberi, TUHAN yang mengambil, terpujilah nama TUHAN!"
·         12:12-13 : Konon hikmat ada pada orang yang tua, dan pengertian pada orang yang lanjut umurnya. Tetapi pada Allahlah hikmat dan kekuatan, Dialah yang mempunyai pertimbangan dan pengertian.
·         12:14 Bila Ia membongkar, tidak ada yang dapat membangun kembali; bila Ia menangkap seseorang, tidak ada yang dapat melepaskannya.
·         12:14 Bila Ia membongkar, tidak ada yang dapat membangun kembali; bila Ia menangkap seseorang, tidak ada yang dapat melepaskannya.
·         3:20 Mengapa terang diberikan kepada yang bersusah-susah, dan hidup kepada yang pedih hati;
·         3:25-26  Karena yang kutakutkan, itulah yang menimpa aku, dan yang kucemaskan, itulah yang mendatangi aku.Aku tidak mendapat ketenangan dan ketenteraman; aku tidak mendapat istirahat, tetapi kegelisahanlah yang timbul."
·          4:6 Bukankah takutmu akan Allah yang menjadi sandaranmu, dan kesalehan hidupmu menjadi pengharapanmu
·         4:8 Yang telah kulihat ialah bahwa orang yang membajak kejahatan dan menabur kesusahan, ia menuainya juga.
·         5:2 Sesungguhnya, orang bodoh dibunuh oleh sakit hati, dan orang bebal dimatikan oleh iri hati.
·         5:6-7 Karena bukan dari debu terbit bencana dan bukan dari tanah tumbuh kesusahan;  melainkan manusia menimbulkan kesusahan bagi dirinya, seperti bunga api berjolak tinggi.
·         5:13-15 Ia menangkap orang berhikmat dalam kecerdikannya sendiri, sehingga rancangan orang yang belat-belit digagalkan. Pada siang hari mereka tertimpa gelap, dan pada tengah hari mereka meraba-raba seperti pada waktu malam. Tetapi Ia menyelamatkan orang-orang miskin dari kedahsyatan mulut mereka, dan dari tangan orang yang kuat.
·         6:14 Siapa menahan kasih sayang terhadap sesamanya, melalaikan takut akan Yang Mahakuasa.
·         7:7-8 Ingatlah, bahwa hidupku hanya hembusan nafas; mataku tidak akan lagi melihat yang baik. Orang yang memandang aku, tidak akan melihat aku lagi, sementara Engkau memandang aku, aku tidak ada lagi.
·         7:17-18 Apakah gerangan manusia, sehingga dia Kauanggap agung, dan Kauperhatikan, dan Kaudatangi setiap pagi, dan Kauuji setiap saat?
·         9:15-16 Walaupun aku benar, aku tidak mungkin membantah Dia, malah aku harus memohon belas kasihan kepada yang mendakwa aku. Bila aku berseru, Ia menjawab; aku tidak dapat percaya, bahwa Ia sudi mendengarkan suaraku.
·         11:2-6 "Apakah orang yang banyak bicara tidak harus dijawab? Apakah orang yang banyak mulut harus dibenarkan? Apakah orang harus diam terhadap bualmu? Dan kalau engkau mengolok-olok, apakah tidak ada yang mempermalukan engkau?  Katamu: Pengajaranku murni, dan aku bersih di mata-Mu. Tetapi, mudah-mudahan Allah sendiri berfirman, dan membuka mulut-Nya terhadap engkau, dan memberitakan kepadamu rahasia hikmat, karena itu ajaib bagi pengertian. Maka engkau akan mengetahui, bahwa Allah tidak memperhitungkan bagimu sebagian dari pada kesalahanmu.
·         14:1 "Manusia yang lahir dari perempuan, singkat umurnya dan penuh kegelisahan. Seperti bunga ia berkembang, lalu layu, seperti bayang-bayang ia hilang lenyap dan tidak dapat bertahan.
·         14:7-12 Karena bagi pohon masih ada harapan: apabila ditebang, ia bertunas kembali, dan tunasnya tidak berhenti tumbuh. Apabila akarnya menjadi tua di dalam tanah, dan tunggulnya mati di dalam debu, maka bersemilah ia, setelah diciumnya air, dan dikeluarkannyalah ranting seperti semai. Tetapi bila manusia mati, maka tidak berdayalah ia, bila orang binasa, di manakah ia? Seperti air menguap dari dalam tasik, dan sungai surut dan menjadi kering, demikian juga manusia berbaring dan tidak bangkit lagi, sampai langit hilang lenyap, mereka tidak terjaga, dan tidak bangun dari tidurnya.
·         19:13-22 Saudara-saudaraku dijauhkan-Nya dari padaku, dan kenalan-kenalanku tidak lagi mengenal aku. Kaum kerabatku menghindar, dan kawan-kawanku melupakan aku. Anak semang dan budak perempuanku menganggap aku orang yang tidak dikenal, aku dipandang mereka orang asing.Kalau aku memanggil budakku, ia tidak menyahut; aku harus membujuknya dengan kata-kata manis. Nafasku menimbulkan rasa jijik kepada isteriku, dan bauku memualkan saudara-saudara sekandungku. Bahkan kanak-kanak pun menghina aku, kalau aku mau berdiri, mereka mengejek aku. Semua teman karibku merasa muak terhadap aku; dan mereka yang kukasihi, berbalik melawan aku. Tulangku melekat pada kulit dan dagingku, dan hanya gusiku yang tinggal padaku. Kasihanilah aku, kasihanilah aku, hai sahabat-sahabatku, karena tangan Allah telah menimpa aku. Mengapa kamu mengejar aku, seakan-akan Allah, dan tidak menjadi kenyang makan dagingku?
·         21:22-27 Masakan kepada Allah diajarkan orang pengetahuan, kepada Dia yang mengadili mereka yang di tempat tinggi? Yang seorang mati dengan masih penuh tenaga, dengan sangat tenang dan sentosa; pinggangnya gemuk oleh lemak, dan sumsum tulang-tulangnya masih segar. Yang lain mati dengan sakit hati, dengan tidak pernah merasakan kenikmatan. Tetapi sama-sama mereka terbaring di dalam debu, dan berenga-berenga berkeriapan di atas mereka. Sesungguhnya, aku mengetahui pikiranmu, dan muslihat yang kamu rancangkan terhadap aku.
·         21:34 Alangkah hampanya penghiburanmu bagiku! Semua jawabanmu hanyalah tipu daya belaka!"
·         26:2-3 "Alangkah baiknya bantuanmu kepada yang tidak kuat, dan pertolonganmu kepada lengan yang tidak berdaya! Alangkah baiknya nasihatmu kepada orang yang tidak mempunyai hikmat, dan pengertian yang kauajarkan dengan limpahnya!
·         27:2 "Demi Allah yang hidup, yang tidak memberi keadilan kepadaku, dan demi Yang Mahakuasa, yang memedihkan hatiku, selama nafasku masih ada padaku, dan roh Allah masih di dalam lubang hidungku, maka bibirku sungguh-sungguh tidak akan mengucapkan kecurangan, dan lidahku tidak akan melahirkan tipu daya. Aku sama sekali tidak membenarkan kamu! Sampai binasa aku tetap mempertahankan bahwa aku tidak bersalah. Kebenaranku kupegang teguh dan tidak kulepaskan; hatiku tidak mencela sehari pun dari pada umurku. Biarlah musuhku mengalami seperti orang fasik, dan orang yang melawan aku seperti orang yang curang. Karena apakah harapan orang durhaka, kalau Allah menghabisinya, kalau Ia menuntut nyawanya?
·         28:12-28 Tetapi di mana hikmat dapat diperoleh, di mana tempat akal budi? Jalan ke sana tidak diketahui manusia, dan tidak didapati di negeri orang hidup. Kata samudera raya: Ia tidak terdapat di dalamku, dan kata laut: Ia tidak ada padaku. Untuk gantinya tidak dapat diberikan emas murni, dan harganya tidak dapat ditimbang dengan perak. Ia tidak dapat dinilai dengan emas Ofir, ataupun dengan permata krisopras yang mahal atau dengan permata lazurit; tidak dapat diimbangi oleh emas, atau kaca, ataupun ditukar dengan permata dari emas tua. Baik gewang, baik hablur, tidak terhitung lagi; memiliki hikmat adalah lebih baik dari pada mutiara. Permata krisolit Etiopia tidak dapat mengimbanginya, ia tidak dapat dinilai dengan emas murni. Hikmat itu, dari manakah datangnya, atau akal budi, di manakah tempatnya? Ia terlindung dari mata segala yang hidup, bahkan tersembunyi bagi burung di udara. Kebinasaan dan maut berkata: Hanya desas-desusnya yang sampai ke telinga kami. Allah mengetahui jalan ke sana, Ia juga mengenal tempat kediamannya. Karena Ia memandang sampai ke ujung-ujung bumi, dan melihat segala sesuatu yang ada di kolong langit. Ketika Ia menetapkan kekuatan angin, dan mengatur banyaknya air, ketika Ia membuat ketetapan bagi hujan, dan jalan bagi kilat guruh, ketika itulah Ia melihat hikmat, lalu memberitakannya, menetapkannya, bahkan menyelidikinya; tetapi kepada manusia Ia berfirman: Sesungguhnya, takut akan Tuhan, itulah hikmat, dan menjauhi kejahatan itulah akal budi."
·         32:7-9 Pikirku: Biarlah yang sudah lanjut usianya berbicara, dan yang sudah banyak jumlah tahunnya memaparkan hikmat. Tetapi roh yang di dalam manusia, dan nafas Yang Mahakuasa, itulah yang memberi kepadanya pengertian. Bukan orang yang lanjut umurnya yang mempunyai hikmat, bukan orang yang sudah tua yang mengerti keadilan.
·         36:4 karena sungguh-sungguh, bukan dusta perkataanku, seorang yang sempurna pengetahuannya menghadapi engkau. Ketahuilah, Allah itu perkasa, namun tidak memandang hina apa pun, Ia perkasa dalam kekuatan akal budi. Ia tidak membiarkan orang fasik hidup, tetapi memberi keadilan kepada orang-orang sengsara; Ia tidak mengalihkan pandangan mata-Nya dari orang benar, tetapi menempatkan mereka untuk selama-lamanya di samping raja-raja di atas takhta, sehingga mereka tinggi martabatnya.
·         36:27-33 Ia menarik ke atas titik-titik air, dan memekatkan kabut menjadi hujan, yang dicurahkan oleh mendung, dan disiramkan ke atas banyak manusia.Siapa mengerti berkembangnya awan, dan bunyi gemuruh di tempat kediaman-Nya? Sesungguhnya, Ia mengembangkan terang-Nya di sekeliling-Nya, dan menudungi dasar laut. Karena dengan semuanya itu Ia mengadili bangsa-bangsa, dan juga memberi makan dengan berlimpah-limpah. Kedua tangan-Nya diselubungi-Nya dengan kilat petir dan menyuruhnya menyambar sasaran. Pekik perang-Nya memberitakan kedatangan-Nya, kalau dengan murka Ia berjuang melawan kecurangan."
·         42:2-6 "Aku tahu, bahwa Engkau sanggup melakukan segala sesuatu, dan tidak ada rencana-Mu yang gagal. Firman-Mu: Siapakah dia yang menyelubungi keputusan tanpa pengetahuan? Itulah sebabnya, tanpa pengertian aku telah bercerita tentang hal-hal yang sangat ajaib bagiku dan yang tidak kuketahui. Firman-Mu: Dengarlah, maka Akulah yang akan berfirman; Aku akan menanyai engkau, supaya engkau memberitahu Aku. Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau. Oleh sebab itu aku mencabut perkataanku dan dengan menyesal aku duduk dalam debu dan abu.


Daftar Pustaka

Lembaga Alkitab Indonesia, Alkitab Edisi Studi. Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia, 2011.
Baker David L, Mari Mengenal.....Perjanjian Lama. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2011.
Blommendaal .J, Pengantar Kepada Perjanjian Lama. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2005.
Fokkelman Jan, Menemukan Makna Puisi Alkitab. Jakarta; BPK Gunung Mulia,2009.
 Wahono S. Wismoady, Di sini kutemukan “Petunjuk Mempelajari Dan Mengajarkan Alkitab”. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2005.
Yayasan Komunikasi Bina Kasih, Ensiklopedi Alkitab Masa Kini Jilid I A-L.  Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 2011.
Yayasan Komunikasi Bina Kasih, Tafsiran Alkitab Masa Kini II Ayub-Maleaki. Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 1994.


[1] Yayasan komunikasi Bina Kasih, Tafsiran Alkitab Masa kini 2 (Ayub-Maleakhi). Jakarta: Yayasan Komunikasi Binah Kasih, 1994. Hal 67.
[2] J. Blommendaal, Pengantar Kepada Perjanjian Lama. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2005. Hal 150-151
[3]  Lasor. W.S, Hubbard D.A, Bush F.W, Pengantar Perjanjian Lama II (Sastra dan Nubuat). Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2007. Hal 110-111.
[4] Lembaga Alkitab Indonesia, Alkitab Edisi Studi. Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia, 2011. Hal 815-816.
[5] Dari sekian banyak literatur tahun yang dianjurkan penulis sangat berfareasi, dimulai dengan buku Tafsiran Alkitab Masa Kini, Pengantar Kepada Perjanjian lama, Pengantar Perjanjian Lama. Ensiklopedi Alkitab Masa Kini dan Alkitab Edidi Studi.
[6] J. Blommendaal, Pengantar Kepada Perjanjian Lama. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2005. Hal 150
[7] Yayasan komunikasi Bina Kasih, Tafsiran Alkitab Masa kini 2 (Ayub-Maleakhi). Jakarta: Yayasan Komunikasi Binah Kasih, 1994. Hal 68.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar