Nama : Arke Steward Maindoka.
Nim: 201041047.
Mata Kuliah : Sastra Hikmat.
Dosen : Pdt. L.Y. Mandagi, M.Teol.
A.
Latar Belakang Kitab Ayub.
A.I. Penulis
Penulis dari kitab Ayub
sangat sulit untuk diidentifikasi, para ahli dalam Perjanjian Lama sangat sulit
untuk menentukan siapa penulis dari kitab Ayub ini, yang ada hanyalah spekulasi
atau dugaan-dugaan berdasarkan temuan mereka dalam meneliti kitab ini. Ada
pendapat yang berkata bahwa kitab ini ditulis oleh seorang Yahudi yang setia,
namun dia tidak mau terbelenggu dengan kepercayaan yang populer, khususnya
dalam hal menghubungkan antara penderitaan dan dosa.[1] Hal itu sejalan dengan apa
yang dikemukakan oleh Blommendaal bahwa pada umunya dalam kepercayaan orang
Yahudi dan di dalam sastra Hikmat (hokmah) Yahuditerdapat konsepsi dasar bahwa
Allah menghukum orang bersalah dan fasik, sehingga mereka menderita, sedangkan
Allah menyayangi orang benar dan saleh.[2] W. S. Lasor dan
kawan-kawan dalam buku “Pengantar Perjanjian lama II” hendak melukiskan siap,a
penulis dari kitab ini. Mereka mencoba mengidentifikasinya ke dalam 7 point di
antaranya:
1.
Ada kemungkinan penulis pernah
mengalami penderitaan yang sama, dengan penderitaan yang di alami oleh Ayub.
Sebab pengenalannya terhadap pribadi Ayub begitu jelas.
2.
Ia menemukan kelegaan dari
kepedihannya dalam pertemuannya dengan Allah, yang kalau boleh diibaratkan
bahwa jawaban Allah seringkali berada dalam badai (Ayub 38-41).
3.
Ia begitu memahami teknik-teknik
hikmat dan tradisi, sebagaimana nyata dalam tema-tema dan cara-cara penulisannya.
4.
Penderitaannya membuat berselisih
dengan pendapat hikmat tradisional.
5.
Ia adalah seorang Israel, hal itu
nyata dalam pandangannya dalam kuasa Allah.
6.
Ia memilih tempat kejadian di tanah
Us di luar Israel, untuk menjadi gambaran pengalaman manusia secara universal.
7.
Dia menceritakan pengalamannya untuk
menguatkan teman-temannya/murid-muridnya yang akan mengalami penderitaan.[3]
Dari ketiga penjelasan di atas
penulis dari kitab Ayub ini bersifat anonim, namun walaupun anonim penulis,
pasti datang dari kalangan orang Israel, yang ingin merubah pola pikir
masyarakat saat itu, lewat cerita Ayub.
A.II. Tempat dan waktu
Penulisan
Sangat sulit untuk
menentukan tempat penulisan dari kitab Ayub, sebab Kisah tentang Ayub berasal
dari masa sebelum bangsa Israel ada, Ayub juga disebutkan dalam Kitab Yehezkiel
(14:14,20), bersama dengan Nuh, sebagai orang yang setia di zaman purba, hal
itu sangat nyata dan tersurat dalam kitab Ayub, bahwa kekayaan diukur lewat
jumlah ternak dan pelayan yang dimiliki oleh sesorang dan bukan uang.[4] Cerita itu terus
dipelihara dari generasi kegenerasi. Dalam perampungan kitab ini, para ahli
tidak sama dalam memberikan pendapat, berangkat dari hal itu diperkiraan tahun
penulisan dari kitab itu antara tahun 600-300 sM.[5] Tahun itu didapatkan
dengan memperhatikan setiap literatur yang ada. Sehingga boleh dikatakan bahwa
kitab Ayub ini menjadi kitab masa pembuangan atau sesudah pembuangan. Bahasa
yang dipakai dalam kitab ini dipengaruhi oleh bahasa Semitis Selatan.[6] Hal itu dipertegas bahwa
kitab Ayub aslinya ditulis dalam bahasa Arab dan kemudian disalin ke dalam
bahasa Ibrani.[7]
A.III. Tujuan Penulis
Tujuan atau alamat
dari kitab ini ialah bangsa Israel yang berada di masa-masa pembuangan,
bahwahal itu terjadi kepada mereka, bukan karena Allah tidak mengasihi mereka.
Namun lewat hak itu Allah hendak menyadarikan mereka. Bahkan bisa jadi kitab
ini ditujukan kepada bangsa Israel sesudah masa pembuangan di Babel. Lewat
kitab ini bangsa Isarel pada masa itu diingatkan tentang hikmat tradisional
yang berlaku di masa itu. Blommendal memberikan tema dalam kitab Ayub yang
berhubungan dengan hikmat tradisional
ialah “Persoalan penderitaan manusia yang saleh”.
B.
Tulisan-Tulisan Hikmat dalam kitab Ayub
·
Ayub 1:20-21 Maka berdirilah Ayub,
lalu mengoyak jubahnya, dan mencukur kepalanya, kemudian sujudlah ia dan
menyembah, katanya: "Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku,
dengan telanjang juga aku akan kembali ke dalamnya. TUHAN yang memberi, TUHAN
yang mengambil, terpujilah nama TUHAN!"
·
12:12-13 : Konon hikmat ada pada
orang yang tua, dan pengertian pada orang yang lanjut umurnya. Tetapi pada
Allahlah hikmat dan kekuatan, Dialah yang mempunyai pertimbangan dan
pengertian.
·
12:14 Bila Ia membongkar, tidak ada
yang dapat membangun kembali; bila Ia menangkap seseorang, tidak ada yang dapat
melepaskannya.
·
12:14 Bila Ia membongkar, tidak ada
yang dapat membangun kembali; bila Ia menangkap seseorang, tidak ada yang dapat
melepaskannya.
·
3:20 Mengapa terang diberikan kepada
yang bersusah-susah, dan hidup kepada yang pedih hati;
·
3:25-26 Karena yang kutakutkan, itulah yang menimpa
aku, dan yang kucemaskan, itulah yang mendatangi aku.Aku tidak mendapat
ketenangan dan ketenteraman; aku tidak mendapat istirahat, tetapi
kegelisahanlah yang timbul."
·
4:6 Bukankah takutmu akan Allah yang menjadi
sandaranmu, dan kesalehan hidupmu menjadi pengharapanmu
·
4:8 Yang telah kulihat ialah bahwa
orang yang membajak kejahatan dan menabur kesusahan, ia menuainya juga.
·
5:2 Sesungguhnya, orang bodoh
dibunuh oleh sakit hati, dan orang bebal dimatikan oleh iri hati.
·
5:6-7 Karena bukan dari debu terbit
bencana dan bukan dari tanah tumbuh kesusahan;
melainkan manusia menimbulkan kesusahan bagi dirinya, seperti bunga api
berjolak tinggi.
·
5:13-15 Ia menangkap orang berhikmat
dalam kecerdikannya sendiri, sehingga rancangan orang yang belat-belit
digagalkan. Pada siang hari mereka tertimpa gelap, dan pada tengah hari mereka
meraba-raba seperti pada waktu malam. Tetapi Ia menyelamatkan orang-orang
miskin dari kedahsyatan mulut mereka, dan dari tangan orang yang kuat.
·
6:14 Siapa menahan kasih sayang
terhadap sesamanya, melalaikan takut akan Yang Mahakuasa.
·
7:7-8 Ingatlah, bahwa hidupku hanya
hembusan nafas; mataku tidak akan lagi melihat yang baik. Orang yang memandang
aku, tidak akan melihat aku lagi, sementara Engkau memandang aku, aku tidak ada
lagi.
·
7:17-18 Apakah gerangan manusia,
sehingga dia Kauanggap agung, dan Kauperhatikan, dan Kaudatangi setiap pagi,
dan Kauuji setiap saat?
·
9:15-16 Walaupun aku benar, aku
tidak mungkin membantah Dia, malah aku harus memohon belas kasihan kepada yang
mendakwa aku. Bila aku berseru, Ia menjawab; aku tidak dapat percaya, bahwa Ia
sudi mendengarkan suaraku.
·
11:2-6 "Apakah orang yang
banyak bicara tidak harus dijawab? Apakah orang yang banyak mulut harus
dibenarkan? Apakah orang harus diam terhadap bualmu? Dan kalau engkau
mengolok-olok, apakah tidak ada yang mempermalukan engkau? Katamu: Pengajaranku murni, dan aku bersih di
mata-Mu. Tetapi, mudah-mudahan Allah sendiri berfirman, dan membuka mulut-Nya
terhadap engkau, dan memberitakan kepadamu rahasia hikmat, karena itu ajaib
bagi pengertian. Maka engkau akan mengetahui, bahwa Allah tidak memperhitungkan
bagimu sebagian dari pada kesalahanmu.
·
14:1 "Manusia yang lahir dari
perempuan, singkat umurnya dan penuh kegelisahan. Seperti bunga ia berkembang,
lalu layu, seperti bayang-bayang ia hilang lenyap dan tidak dapat bertahan.
·
14:7-12 Karena bagi pohon masih ada
harapan: apabila ditebang, ia bertunas kembali, dan tunasnya tidak berhenti
tumbuh. Apabila akarnya menjadi tua di dalam tanah, dan tunggulnya mati di
dalam debu, maka bersemilah ia, setelah diciumnya air, dan dikeluarkannyalah
ranting seperti semai. Tetapi bila manusia mati, maka tidak berdayalah ia, bila
orang binasa, di manakah ia? Seperti air menguap dari dalam tasik, dan sungai
surut dan menjadi kering, demikian juga manusia berbaring dan tidak bangkit
lagi, sampai langit hilang lenyap, mereka tidak terjaga, dan tidak bangun dari
tidurnya.
·
19:13-22 Saudara-saudaraku
dijauhkan-Nya dari padaku, dan kenalan-kenalanku tidak lagi mengenal aku. Kaum
kerabatku menghindar, dan kawan-kawanku melupakan aku. Anak semang dan budak
perempuanku menganggap aku orang yang tidak dikenal, aku dipandang mereka orang
asing.Kalau aku memanggil budakku, ia tidak menyahut; aku harus membujuknya
dengan kata-kata manis. Nafasku menimbulkan rasa jijik kepada isteriku, dan
bauku memualkan saudara-saudara sekandungku. Bahkan kanak-kanak pun menghina
aku, kalau aku mau berdiri, mereka mengejek aku. Semua teman karibku merasa
muak terhadap aku; dan mereka yang kukasihi, berbalik melawan aku. Tulangku
melekat pada kulit dan dagingku, dan hanya gusiku yang tinggal padaku. Kasihanilah
aku, kasihanilah aku, hai sahabat-sahabatku, karena tangan Allah telah menimpa
aku. Mengapa kamu mengejar aku, seakan-akan Allah, dan tidak menjadi kenyang
makan dagingku?
·
21:22-27 Masakan kepada Allah
diajarkan orang pengetahuan, kepada Dia yang mengadili mereka yang di tempat
tinggi? Yang seorang mati dengan masih penuh tenaga, dengan sangat tenang dan
sentosa; pinggangnya gemuk oleh lemak, dan sumsum tulang-tulangnya masih segar.
Yang lain mati dengan sakit hati, dengan tidak pernah merasakan kenikmatan.
Tetapi sama-sama mereka terbaring di dalam debu, dan berenga-berenga
berkeriapan di atas mereka. Sesungguhnya, aku mengetahui pikiranmu, dan
muslihat yang kamu rancangkan terhadap aku.
·
21:34 Alangkah hampanya
penghiburanmu bagiku! Semua jawabanmu hanyalah tipu daya belaka!"
·
26:2-3 "Alangkah baiknya
bantuanmu kepada yang tidak kuat, dan pertolonganmu kepada lengan yang tidak
berdaya! Alangkah baiknya nasihatmu kepada orang yang tidak mempunyai hikmat,
dan pengertian yang kauajarkan dengan limpahnya!
·
27:2 "Demi Allah yang hidup,
yang tidak memberi keadilan kepadaku, dan demi Yang Mahakuasa, yang memedihkan
hatiku, selama nafasku masih ada padaku, dan roh Allah masih di dalam lubang
hidungku, maka bibirku sungguh-sungguh tidak akan mengucapkan kecurangan, dan
lidahku tidak akan melahirkan tipu daya. Aku sama sekali tidak membenarkan
kamu! Sampai binasa aku tetap mempertahankan bahwa aku tidak bersalah.
Kebenaranku kupegang teguh dan tidak kulepaskan; hatiku tidak mencela sehari
pun dari pada umurku. Biarlah musuhku mengalami seperti orang fasik, dan orang
yang melawan aku seperti orang yang curang. Karena apakah harapan orang
durhaka, kalau Allah menghabisinya, kalau Ia menuntut nyawanya?
·
28:12-28 Tetapi di mana hikmat dapat
diperoleh, di mana tempat akal budi? Jalan ke sana tidak diketahui manusia, dan
tidak didapati di negeri orang hidup. Kata samudera raya: Ia tidak terdapat di
dalamku, dan kata laut: Ia tidak ada padaku. Untuk gantinya tidak dapat
diberikan emas murni, dan harganya tidak dapat ditimbang dengan perak. Ia tidak
dapat dinilai dengan emas Ofir, ataupun dengan permata krisopras yang mahal
atau dengan permata lazurit; tidak dapat diimbangi oleh emas, atau kaca,
ataupun ditukar dengan permata dari emas tua. Baik gewang, baik hablur, tidak
terhitung lagi; memiliki hikmat adalah lebih baik dari pada mutiara. Permata
krisolit Etiopia tidak dapat mengimbanginya, ia tidak dapat dinilai dengan emas
murni. Hikmat itu, dari manakah datangnya, atau akal budi, di manakah
tempatnya? Ia terlindung dari mata segala yang hidup, bahkan tersembunyi bagi
burung di udara. Kebinasaan dan maut berkata: Hanya desas-desusnya yang sampai
ke telinga kami. Allah mengetahui jalan ke sana, Ia juga mengenal tempat
kediamannya. Karena Ia memandang sampai ke ujung-ujung bumi, dan melihat segala
sesuatu yang ada di kolong langit. Ketika Ia menetapkan kekuatan angin, dan
mengatur banyaknya air, ketika Ia membuat ketetapan bagi hujan, dan jalan bagi
kilat guruh, ketika itulah Ia melihat hikmat, lalu memberitakannya,
menetapkannya, bahkan menyelidikinya; tetapi kepada manusia Ia berfirman:
Sesungguhnya, takut akan Tuhan, itulah hikmat, dan menjauhi kejahatan itulah
akal budi."
·
32:7-9 Pikirku: Biarlah yang sudah
lanjut usianya berbicara, dan yang sudah banyak jumlah tahunnya memaparkan
hikmat. Tetapi roh yang di dalam manusia, dan nafas Yang Mahakuasa, itulah yang
memberi kepadanya pengertian. Bukan orang yang lanjut umurnya yang mempunyai
hikmat, bukan orang yang sudah tua yang mengerti keadilan.
·
36:4 karena sungguh-sungguh, bukan
dusta perkataanku, seorang yang sempurna pengetahuannya menghadapi engkau.
Ketahuilah, Allah itu perkasa, namun tidak memandang hina apa pun, Ia perkasa
dalam kekuatan akal budi. Ia tidak membiarkan orang fasik hidup, tetapi memberi
keadilan kepada orang-orang sengsara; Ia tidak mengalihkan pandangan mata-Nya
dari orang benar, tetapi menempatkan mereka untuk selama-lamanya di samping
raja-raja di atas takhta, sehingga mereka tinggi martabatnya.
·
36:27-33 Ia menarik ke atas
titik-titik air, dan memekatkan kabut menjadi hujan, yang dicurahkan oleh
mendung, dan disiramkan ke atas banyak manusia.Siapa mengerti berkembangnya
awan, dan bunyi gemuruh di tempat kediaman-Nya? Sesungguhnya, Ia mengembangkan
terang-Nya di sekeliling-Nya, dan menudungi dasar laut. Karena dengan semuanya
itu Ia mengadili bangsa-bangsa, dan juga memberi makan dengan berlimpah-limpah.
Kedua tangan-Nya diselubungi-Nya dengan kilat petir dan menyuruhnya menyambar
sasaran. Pekik perang-Nya memberitakan kedatangan-Nya, kalau dengan murka Ia
berjuang melawan kecurangan."
·
42:2-6 "Aku tahu, bahwa Engkau
sanggup melakukan segala sesuatu, dan tidak ada rencana-Mu yang gagal. Firman-Mu:
Siapakah dia yang menyelubungi keputusan tanpa pengetahuan? Itulah sebabnya,
tanpa pengertian aku telah bercerita tentang hal-hal yang sangat ajaib bagiku
dan yang tidak kuketahui. Firman-Mu: Dengarlah, maka Akulah yang akan
berfirman; Aku akan menanyai engkau, supaya engkau memberitahu Aku. Hanya dari
kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri
memandang Engkau. Oleh sebab itu aku mencabut perkataanku dan dengan menyesal
aku duduk dalam debu dan abu.
Daftar Pustaka
Lembaga Alkitab
Indonesia, Alkitab Edisi Studi.
Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia, 2011.
Baker David L, Mari Mengenal.....Perjanjian Lama. Jakarta:
BPK Gunung Mulia, 2011.
Blommendaal .J, Pengantar Kepada Perjanjian Lama. Jakarta:
BPK Gunung Mulia, 2005.
Fokkelman Jan, Menemukan Makna Puisi Alkitab. Jakarta;
BPK Gunung Mulia,2009.
Wahono S. Wismoady, Di sini kutemukan “Petunjuk Mempelajari Dan Mengajarkan Alkitab”. Jakarta:
BPK Gunung Mulia, 2005.
Yayasan Komunikasi
Bina Kasih, Ensiklopedi Alkitab Masa Kini
Jilid I A-L. Jakarta: Yayasan
Komunikasi Bina Kasih, 2011.
Yayasan Komunikasi
Bina Kasih, Tafsiran Alkitab Masa Kini II
Ayub-Maleaki. Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 1994.
[1] Yayasan komunikasi Bina Kasih, Tafsiran Alkitab Masa kini 2
(Ayub-Maleakhi). Jakarta: Yayasan Komunikasi Binah Kasih, 1994. Hal 67.
[2] J. Blommendaal, Pengantar Kepada Perjanjian Lama. Jakarta:
BPK Gunung Mulia, 2005. Hal 150-151
[3]
Lasor. W.S, Hubbard D.A, Bush F.W, Pengantar
Perjanjian Lama II (Sastra dan Nubuat). Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2007.
Hal 110-111.
[4] Lembaga Alkitab
Indonesia, Alkitab Edisi Studi.
Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia, 2011. Hal 815-816.
[5] Dari sekian banyak literatur tahun
yang dianjurkan penulis sangat berfareasi, dimulai dengan buku Tafsiran Alkitab Masa Kini, Pengantar Kepada Perjanjian lama, Pengantar
Perjanjian Lama. Ensiklopedi Alkitab Masa Kini dan Alkitab Edidi Studi.
[6] J. Blommendaal, Pengantar Kepada Perjanjian Lama. Jakarta:
BPK Gunung Mulia, 2005. Hal 150
[7] Yayasan komunikasi Bina Kasih, Tafsiran Alkitab Masa kini 2
(Ayub-Maleakhi). Jakarta: Yayasan Komunikasi Binah Kasih, 1994. Hal 68.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar